JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Rencana penghapusan Premium RON 88 yang akan digantikan dengan produk Pertalite RON 90 merupakan bentuk arogansi dan kebohongan pemerintah terhadap rakyat.
Menurut Pengamat Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaen, tidak ada alasan yang bisa diterima dari pemerintah dengan penghapusan Premium itu. Yang ada justru hanya pemaksaan maupun alasan yang dibuat-buat bahwa impor premium merugikan rakyat dan hanya menguntungkan Pertamina.
"Saya nggak ngerti alasan itu, kerugiannya apa, karena tidak pernah ada keluhan yang penting stok tersedia," kata Ferdinand Hutahaen, yang dihubungi TeropongSenayan, Sabtu (18/04/2015).
Apalagi alasan RON 88 bisa merusak mesin mobil dan mengurangi tarikan kendaraan, alasan itu, kata Ferdinand, terlalu mengada-ada. "Memang pemerintah sudah nggak punya kerjaan lain sampai harus mengurusi tarikan mobil masyarakat juga," ujar Ferdinand lagi.
Ada juga alasan pemerintah yang menyebut RON 88 barang jelek dan tidak ramah lingkungan. "Ini tidak masuk akal karena Amerika saja masih menjual bensin RON 87 dan 89. Jadi semua alasan ini hanya akal-akalan saja untuk membohongi rakyat," tandas dia.
Ini merupakan salah satu bentuk pemaksaan dari pemerintah. Padahal mestinya itu tidak dilakukan. Apalagi sekarang daya beli masyarakat sedang berada di titik terendah.
"Jangan paksakan rakyat membeli kebutuhan pokok saat daya belinya sedang jatuh, karena hanya akan memicu gejolak sosial," tandas mantan relawan Jokowi ini sambil menambahkan belum lagi dampak lainnya, dengan penghapusan Premium ini pasti akan diikuti dengan kenaikan harga-harga.(ss)