JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Aksi penghadangan dan penolakan deklarasi #2019GantiPresiden terus bergulir. Aktivis senior Rizal Ramli pun turut memberikan tanggapan.
Menurut dia, saat ini Indonesia mengalami kemunduran dalam berdemokrasi jelang Pilpres 2019 mendatang.
Sebab, penghadangan yang dialami artis lawas Neno Warisman ketika hendak mendeklarasikan gerakan #2019GantiPresiden di Riau, Sabtu (24/8/2018), menjadi preseden buruk.
"Mau adakan diskusi tidak boleh. Jangan tarik mundur demokrasi. Kita memperjuangkan demokrasi, saat itu yang kaum muda termasuk angkatan 98 dengan keringat dan darah. Jangan tarik mundur demokrasi," kata Rizal di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Lebih jauh Rizal Ramli mengungkapkan, masih ada cara lain untuk melakukan adu gagasan terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Dia menilai, akan lebih elok jika gagasan #2019GantiPresiden dilawan dengan gagasan positif dari kubu pendukung Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin.
"Kalau mau diskusi silakan, kalau tidak suka dengan isi diskusinya, kirim dong aktivis pro-Jokowi buat debat di sana kalau memang jagoan," ujarnya.
"Atau tidak suka dengan acaranya, buat juga acara sendiri yang lebih hebat. Tandingan. Selama ini juga terjadi di kubu Jokowi, boleh buat acara," tambahnya.
Rizal juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengingatkan para pendukungnya untuk tidak bertindak seperti itu.
Pasalnya, tindakan tersebut dapat menurunkan elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.
"Saya minta Pak Jokowi mengingatkan tim yang kebablasan. Cara-cara seperti ini malah akan mengurangi elektabilitas Jokowi," tegasnya.(plt)