JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta agar tidak ada pihak yang menarik keuntungan dengan memanfaatkan melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Menurut Bamaoet, panggilan akrabnya, pada saat-saat seperti ini justru semua pihak harus bergandengan tangan menghadapi persoalan ketimbang memanfaatkan kesempatan untuk mengeruk untung di tengah kesusahan.
“Inilah saatnya kita tunjukan kepedulian kita pada negara dan bergandengan tangan untuk mengatasi pelemahan rupiah. Jauhkan dari sikap mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan mengambil untung di tengah-tengah kesulitan bangsa,” ujar Bambang melalui pesan singkat, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Bahkan, Bamsoet juga meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bertindak tegas terhadap para spekulan dolar.
“Ungkap jaringan spekulan dolar dan persempit ruang geraknya guna mencegah terjadinya krisis keuangan,” tegas Bamsoet.
Di sisi lain, Bamsoet mengharapkan masyarakat tetap tenang dan menghindari kepanikan. “Percayalah, pemerintah tidak tinggal diam,” tuturnya.
Menurut Bamsoet, saat ini depresiasi kurs tidak hanya terjadi pada rupiah. Sebab, negara lain seperti Turki, Argentina dan Afrika Selatan juga menghadapi persoalan serupa.
Mantan wartawan itu juga mendorong kalangan pengusaha terutama Kamar Dagang dan industri (KADIN) untuk ikut mencari solusi atas penguatan USD yang sudah jadi persoalan global.
Selain itu, Bamsoet juga meminta Kementerian Keuangan dan BI makin kreatif dan inovatif dalam merumuskan kebijakan untuk mengatasi pelemahan rupiah.
Sebagai contoh, Kemenkeu sebagai otoritas kebijakan fiskal bisa mengakselerasi APBN semaksimal mungkin.
“Karena saat ini APBN merupakan sumber penting dalam memutar ekonomi nasional,” ujarnya.
Bamsoet mengatakan, hal yang perlu didorong pada saat-saat sulit seperti ini adalah memudahkan akses perbankan. BI sebagai otoritas moneter bisa melonggarkan aturan dalam pemberian kredit.
“Terutama kebijakan kredit tanpa jaminan harus diperluas untuk sektor-sektor produktif usaha kecil menengah rakyat,” katanya.
Hal yang juga jadi perhatian Bamsoet adalah upaya mempertahankan daya beli masyarakat. Menurutnya, pemerintah bisa memperluas program Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai instrumen penyangga daya beli rakyat.
“Karena daya beli masyarakat tergerus oleh menurunnya penerimaan rumah tangga, sementara harga-harga kebutuhan pokok terus melonjak,” ujarnya.
Legislator Golkar itu juga mendorong pemerintah mempercepat proyek-proyek padat karya. Harapannya, program padat karya akan menyerap banyak lapangan kerja.
Saran terakhir Bamsoet adalah memberikan insentif atau pengurangan pajak atas barang-barang dan produk tertentu. “Agar Indonesia bisa menjadi surga belanja bagi turis-turis mancanegara,” pungkasnya. (Alf)