Senior HMI Akbar Tandjung seperti jadi bulan-bulanan dari adik-adiknya. Setelah kemarin, muncul list dari puluhan alumni HMI cabang Makassar, hari ini beredar surat terbuka dari DR Sulistyowati SHMH yang merupakan juniornya sendiri.
Surat terbuka itu ditandatangani tanggal 4 Februari 2019 dan hari ini viral. Sulis dalam suratnya meminta kepada Akbar Tandjung mambatalkan acara peringatan Dies Natalis ke72 Tahun HMI di kediamannya pada 5 Februari 2019 jam 19.00 malan ini.
Acara peringatan Ultah 72 tahun HMI itu dirangkaikan juga dengan proses dimulainya pembuatan film pendiri HMI Prof Drs H Lafran Pane yang tahun lalu meraih gelar pahlawan nasional.
Yang dimasalahkan oleh alumni HMI adalah acara itu mengundang presiden Joko Widodo yang juga capres nomor 01. Acara itu dicurigai ingin menggiring alumni HMI, HMI dan KAHMI mendeklarasikan dukungan kepada capres 01 Joko Widodo.
Kecurigaan itu muncul sejak beredar vlog yang diunggah Arief Rosyid di mana dalam vlog itu Arief, Akbar Tandjung, Sekjen KAHMI Manimbang Kahariady, danTaufik Hidayat tengah berada di Istana Negara menemui Jokowi. Tujuannya adalah mengundang Jokowi hadir di ultah ke 72 HMI di kediaman Akbar Tandjung.
Menyusul viralnya vlog itu, beredar pula sebuah flyer HMI 72 Tahun Deklarasi Dukungan kepada Jokowi. Sontak alumni HMI bereaksi. Mereka menolak HMI dan KAHMI digiring menjadi partisan dan terlibat politik praktis.
Sulistyowati pun tak diam. Lewat suratnya, dia minta Akbar Tandjung membatalkan acara itu di kediamannya.
“Sebaiknya Bang Akbar Tandjung menghentikan acara tersebut. Kalaupun acara tersebut tetap dilaksakan dengan mengundang Bapak Jokowi, janganlah dalam rangkaian peringatan 72 tahun HMI dan pemutaran film Lafran Pane,” kata Sulistyowati dalam suratnya.
Berikut surat lengkap DR Sulistyowati SH MH yang viral di medsos sejak tadi pagi:
SURAT TERBUKA UNTUK BANG AKBAR TANJUNG
Dari DR SULISTYOWATI, SH, MH
Mantan Ketua Umum Kohati Cabang Semarang/ Anggota GWA KF. Doktor
Assalamualaikum, Bang Akbar.....
Teriring salam dan doa semoga keselamatan dan rahmat Allah senantiasa mengiringi gerak langkah kita dalam menjalankan amanat. Aamiin...
Bang Akbar....
Menyikapi berbagai isu yang beredar di tengah masyarakat terutama warga Korps Alumni HMI (KAHMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terkait beredarnya meme/flyer undangan deklarasi dukungan Korsp Alumi Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) terhadap salah satu pasangan calon presiden Ir. Joko Widodo yang akan di selenggarakan di kediaman DR. Akbar Tanjung (Tokoh KAHMI) di kawasan Jakarta Selatan, Selasa 05 Februari 2019 dalam rangka peringatan 72 tahun HMI dan proses pembuatan film Lafran Pane (Pendiri HMI) sebagai pahlawan nasional.
Bang Akbar...
Meskipun Abang sudah membuat pernyataan bahwa flyer tersebut bukan flyer yang resmi dari Abang (hoaks), terlepas dari benar dan tidaknya flyer undangan tersebut diatas, namun sudah dapat dipastikan lewat undangan yang sebenarnya bahwa, acara peringatan 72 tahun HMI dan proses pembuatan film Lafran Pane, benar adanya dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo sebagaimana Abang sampaikan dalam klarifikasi bahwa “Peringatan 72 tahun HMI dan syukuran Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional Insha Allah acara tersebut akan dihadiri oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo”.
Di sinilah poin permasalahannya, sehingga kemudian menjadi keresahan sebagian warga KAHMI dan HMI, poin permasalahan tersebut adalah, mengapa acara peringatan 72 tahun HMI dan pemutaran filim Lafran Pane tersebut diselenggarakan atas nama pribadi Bang Akbar? Jika saja acara tersebut tidak dalam rangkaian peringatan 72 tahun HMI dan pemutaran film Lafran Pane, tentu tidak menjadi soal, sebab kita semua mengetahui dan paham bahwa Bang Akbar secara pribadi mendukung Pak Jokowi sebagai calon presiden.
Bang Akbar...
Muncul pertanyaan besar di sebagian kalangan warga KAHMI, apa motif dibalik kegiatan acara tersebut yang diselenggarakan oleh Bang Akbar di kediamannya dengan mengundang Presiden Jokowi, sebab kehadiran Jokowi dalam rangkaian acara tersebut apakah betul tidak terkait momentum pilpres saat ini, tidak ada tafsiran lain selain tafsiran soal-dukung mendukung pasangan capres. Sebab sulit untuk kita pisahkan aktivitas Presiden Jokowi dalam momentum pilpres saat ini, mana yang terkait dengan aktivitas Bapak Jokowi sebagai kepala negara dan mana yang merupakan aktivitas Bapak Jokowi sebagai calon presiden. Bahkan dalam posisi semacam inilah ada sebagian kalangan menghendaki agar Presiden
sebaiknya mengambil cuti dalam masa kampanye agar tidak memanfaatkan jabatannya sebagai presiden untuk kepentingan pribadi sebagai salah satu peserta kontestasi pilpres.
Bahkan sudah mulai beredar list di grup WA “MENJAGA INDEPENDENSI HMI DAN MENOLAK DUKUNGAN KAHMI-HMI TERHADAP CAPRES IR. JOKO WIDODO”.
Seandainyapun ada sanggahan bahwa tidak ada maksud untuk pilpres mendukung salah satu paslon, tentu sangat bagus jika semua capres diundang menghadiri acara ulang tahun HMI.
Bahwa apa yang saya pahami tentu tidak berdiri sendiri karena sebelumnya telah beredar di medsos selain Bang Akbar, ada Mantan Ketua Umum HMI dan juga Sekjend MN KAHMI hadir di Istana Presiden konon untuk mengundang kehadiran Presiden Joko Widodo, maka wajar jika kami memaknai hal tersebut tidak terlepas dari conflict of interest membawa institusi HMI maupun KAHMI dalam ranah politik praktis untuk perseorangan dan atau sekelompok orang, apalagi dalam backdrop yang menurut kabar dirumah Bang Akbar dan beredar juga membawa logo HMI.
Lalu bagaimana kita memaknai independensi etis dan organisatoris terhadap diri sendiri dan yang kita ajarkan kepada kader-kader hijau hitam kita?
Bang Akbar..
Oleh karena itu, atas permasalahan tersebut kami ingin menyampaikan bebeberapa hal:
1. Bahwa sebaiknya Bang Akbar Tanjung menghentikan acara tersebut.
2. Bahwa seandainyapun acara tersebut tetap dilaksakan dengan mengundang Bapak Jokowi, namun tidak dalam rangkayan peringatan 72 tahun HMI dan pemutaran film Lafran Pane.
3. Bahwa acara peringatan 72 tahun HMI dan Pemutaran Film Lafran Pane sebaiknya diselenggarakan oleh PB-HMI atau MN KAHMI, sebab acara tersebut merupakan acara resmi organisasi, tidak bisa dilaksanakan oleh sekelompok orang/pribadi tertentu, karena akan memicu orang melakukan hal yang sama, melakukan kegiatan pribadi/kelompok namun membawa nama dan logo organisasi HMI maupun KAHMI.
Hal-hal tersebut di atas penting untuk kami sampaikan demi menjaga Independensi dan nama baik HMI maupun KAHMI dalam politik praktis.
Waasalamualaikum wr wb
Jakarta, 4 Februari 2019
Hormat Saya,
DR. SULISTYOWATI, SH.,MH