JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Aklamasi Partai Demokrat (PD) untuk Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dalam Kongres IV PD di Surabaya dinilai karena miskin kaderisasi. Akibatnya, partai berlambang Mercy itu tak bisa lepas dari figur orang tua (SBY).
"Yang pasti, aklamasi ini menunjukkan dua hal. Pertama, belum ada figur lain selain SBY. Kedua, ketergantungan partai Demokrat pada sosok SBY masih sangat kuat," tutur Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Bakir Ihsan kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Meski begitu, Bakir mengatakan, kembali terpilihnya SBY sebagai ketua umum PD selama lima tahun ke depan harus menjadi momentum untuk melakukan regenerasi.
Oleh kerena itu, lanjut Bakir, SBY juga harus memberi ruang bagi politisi muda PD yang berkualitas dan kompeten dalam jajaran kepengurusannya.
"Ini masa strategis bagi SBY untuk melakukan regenerasi dengan memasukkan anak-anak muda berkualitas dan kompeten di kepengurusannya. Kalau tidak, regenerasi sulit berjalan," ungkapnya.
Sebab, menurut Bakir, SBY yang terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi bisa leluasa menyusun kepengurusan sesuai rancang bangun yang dikehendakinya.
Sebelumnya, SBY santer disebut tak konsisten oleh sejumlah kader Partai Demokrat. Karena, dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Maret 2013, SBY secara tegas mengatakan hanya ingin memimpin partai selama 1,5 atau 2 tahun.
"Kalau dapat, saya bisa mengakhiri menjalankan tugas ketum segera setelah Pemilu selesai sekitar 1,5 tahun. Setelah itu kita jalankan kongres reguler untuk memilih ketum definitif sesuai mekanisme 5 tahunan partai. Jadi, saya siap menjalankan tugas ini dalam rentang waktu 1,5 tahun sampai maksimal 2 tahun," kata SBY dalam pidato usai terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat saat KLB Partai Demokrat, Maret 2013 silam. (al)