JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SB) secara aklamasi menjadi ketua umum Partai Demokrat mengundang kontroversi di kalangan pengamat politik.
Namun, pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita (UPH) Emrus Sihombing mengapresiasi 'kerelaan' SBY untuk kembali memimpin Demokrat.
"Kemauan SBY memimpin Demokrat merupakan bentuk tanggungjawab sebagai tokoh sentral di PD. Menurut saya, paling tidak sampai saat ini, hanya SBY yang punya leadership menyelamatkan Demokrat dari keterburukan," ujar Emrus kepada TeropongSenayan di Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Emrus meyakini sosok SBY sangat diperlukan melakukan perbaikan atas anjloknya perolehan suara pada Pileg 2014 lalu, sehingga tidak dapat mengajukan calon presiden. Selama periode kedua SBY menjabat presiden, Demokrat banyak diterpa isu negatif karena banyak kader terlibat kasus korupsi.
Sebagai pendiri partai, lanjut Emrus, SBY berkepentingan menyelamatkan Demokrat dan mewariskannya kepada generasi berikutnya dalam kondisi sehat dan dapat memenangi pemilu 2019.
"Jadi pak SBY tidak ingin mewariskan Partai Demokrat dalam kondisi bermasalah sehingga nama harum SBY akan dikenang," paparnya. (Baca: Komunikasi SBY Belum Cair, Kongres Demokrat "Dicueki" Ketum Parpol Lain)
Langkah besan Hatta Rajasa ini bersedia menjadi ketua umum Demokrat, kata Emrus, bukan tanpa risiko. Karena jika pada pemilu 2019 nanti Demokrat tidak mampu meraih suara seperti pada pemilu 2009, nama baik SBY akan redup.
Salah satu langkah penting di awal kepemimpinannya sebagai ketua umum partai berlambang mercy itu, SBY diimbau tidak mengangkat anggota keluarga menempati posisi strategis seperti Sekjen atau Bendahara Umum.(yn) (Baca: Hindari Dinasti Cikeas, SBY Disarankan Tak Pilih Ibas Jadi Sekjen)