JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggaran perawatan dan pemeliharaan gedung DPR RI yang mencapai angka milyaran rupiah dianggap rawan disalahgunakan.
Hal tersebut diutarakan peneliti anggaran Direktur dari Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi. Menurutnya potensi kerawanan dalam penggunaan anggaran tersebut sangat besar.
"Anggaran Rp25 milyar untuk pemeliharaan potensi kebocorannya sangat besar, Semakin gede Dan mahal anggaran pemeliharaan, maka potensi bocor sangat deras," kata Uchok kepada TeropongSenayan di Jakarta, Jumat (15/05/2015).
Ia mencontohkan modus-modus kebocoran anggaran pemeliharaan seperti yang terjadi pada 2012. Saat itu ada mark up atau kelebihan pembayaran atas pekerjaan cleaning service zona A, B dan C sebesar Rp624 juta.
Tidak hanya itu, pada 2013, ada juga mark up atau kelebihan pembayaran atas pekerjaan pemeliharaan dan perawatan lift dan escalator sebesar Rp134 juta.
"Artinya, adanya modus mark up seperti tahun-tahun kemarin. Ini membuktikan bahwa anggaran 25 milyar tidak aman, dan tidak ada jaminan tidak ada kebocoran karena minim pengawasan dari rakyat, dan dokumen anggaran 2015 saja masih diumpetin oleh pihak kesekjenan DPR," terangnya. (iy)