JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier menilai, langkah pemerintah membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi menjelang tengah malam menunjukkan kabinet Jokowi amatiran.
"Saya kira pembatalan kenaikan harga BBM karena Istana takut didemo mahasiswa dan rakyat yang sedang terpuruk. Khususnya kekhawatiran pemerintah menghadapi kemungkinan demo 20 Mei ini," kata Fuad kepada TeropongSenayan, Jumat (15/5/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, pada tanggal 20 Mei 2015 mendatang sejumlah elemen masyarakat dikabarkan bakal menggelar demo besar-besaran untuk mengkritisi pemerintahan Jokowi.
Meski demikian, Fuad memperkirakan kenaikan harga BBM non subsidi itu tetap akan diberlakukan setelah 20 Mei 2015 atau setelah lebaran. (Baca:Kebijakan Harga BBM Dimainkan, Ferdinand: Copot Tiga Menteri dan Direksi Pertamina)
"Dan ekonomi akan semakin terpuruk karena daya beli akan turun akibat inflasi," ungkapnya.
Padahal, sambung Fuad, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang konsumsi. Jika daya beli konsumen menurun, maka konsumsi ikut melorot.
"Justru pemerintah yang mengawali inflasi dengan menaikkan harga BBM, TDL (tarif dasar listrik), dan ongkos transportasi yang kemudian memicu yang lain," pungkas mantan Dirjen Pajak tersebut.
Pemberitahuan soal kenaikan harga BBM non subsidi yang dipasarkan PT Pertamina sebenarnya telah dirilis ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan harga baru itu akan diberlakukan pada Jumat (15/5/2015) pukul 00.00.
Namun, sekitar pukul 23.30 rencana itu dibatalkan melalui keterangan tertulis yang disampaikan Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro.(yn)