JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) —Anggota DPD RI atau Senator Jakarta Fahira Idris mengapresiasi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghapuskan segala bentuk operasi yustisi dan memberi keleluasaan kepada pendatang baru datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan mendapat kesempatan kehidupan yang lebih baik.
Menurut Fahira,keputusan tersebut sudah tepat dan patut diapresiasi. Oleh karena itu, kebijakan baik ini harus disambut para pendatang dengan mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Bantu Pemprov DKI dengan mematuhi berbagai aturan. Taat administrasi kependudukan, laporkan kedatangan ke RT/RW setempat. Bekali diri dengan kartu BPJS Kesehatan untuk memudahkan mendapat pelayanan kesehatan. Selain itu, Jakarta akan membuka jalan bagi kita mendapat kehidupan yang lebih baik, jika kita dibekali keterampilan dan etos kerja,” papar Fahira, diSenayan, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Fahira mengungkapkan, keputusan Anies yang menghapus segala bentuk operasi yustisi bukanlah tanpa rintangan karena masih terdapat nada-nada sumbang yang menolak kebijakan itu.
Oleh karena itu, Fahira meminta para pendatang membuktikan diri bahwa mereka nantinya bersama warga DKI Jakarta lainnya akan menjadi bagian penting dari kemajuan dan geliat ekonomi Kota Jakarta.
“Selamat datang di Jakarta. Mari kita bangun kota ini sama-sama. Setiap warga Indonesia berhak menjemput penghidupan yang lebih baik di ibu kota ini. Patuhi segala aturan, siapkan diri dengan keterampilan, kuatkan doa dan tingkatkan etos kerja. InsyaAllah kebaikan menghampiri siapapun warga Indonesia yang beraktivitas di Jakarta, apapun latar belakangnya,” ujar Wakil Ketua Komite I DPD RI ini.
Fahira juga berharap tren baik pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta saat ini yang mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional bisa terus ditingkatkan sehingga warga Jakarta yang masih menganggur bisa terserap ke berbagai sektor ekonomi sehingga kehadiran para pendatang baru ke Jakarta tidak perlu terlalu dirisaukan.
“Tren pertumbuhan ekonomi Jakarta sedang baik. Oleh karena itu mari kita tingkatkan keterampilan dan etos kerja untuk memudahkan kita mendapat pekerjaan atau bahkan memberi kita jalan membuka usaha sendiri,” tukas Fahira.
Menurut Fahira, kebijakan ‘tangan terbuka’ Pemprov DKI bagi para pendatang baru di ibu kota, bukan hanya bentuk keadilan dan kesetaraan bagi setiap warga Indonesia, tetapi juga implementasi dasar dan nyata dari sikap toleransi.
Bagi Fahira, makna toleransi sangat luas, tidak sekedar menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan tetapi juga bertoleransi bagi warga dari daerah lain untuk menjemput kesempatan yang lebih baik di Jakarta.
“Bagi saya, salah satu dimensi toleransi itu adalah kita memberi kesempatan kepada saudara sebangsa kita untuk mendapat pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik di tempat di mana kita berada. Dan dimensi toleransi ini ditunaikan dengan baik oleh Gubernur Anies,” pungkas Fahira. (Alf)