Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Minggu, 14 Jul 2019 - 16:26:06 WIB
Bagikan Berita ini :

Diskusi Milenial Bareng Pendiri Garbi, Sandi: Bagi-bagi Kursi itu Politik Zaman Old

tscom_news_photo_1563096366.jpg
Sandiaga dan Anis Matta dalam diskusi milenial pasca-pilpres di Upnormal Coffee Roasters, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu (14/7/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri acara diskusi milenial bareng pendiri Garbi, Anis Matta. Dalam diskusi itu, Sandiaga menyinggung soaloposisi dalam pemerintahan. Dia juga mengisyaratkan, akan mengambil posisi oposisi terhadap pemerintahan presiden dan wakil presoden terpilih, Jokowi-Ma"ruf Amin

"Jadi oposisi tidak bisa dipecat. Jadi menteri bisa dipecat. Jadi oposisi tidak bisa dipecat," ucap Sandiaga dalam diskusi milenial pasca-pilpres di Upnormal Coffee Roasters, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu (14/7/2019).

Bagi Sandiaga, sebagai eks cawapres dia perlu untuk berada di luar pemerintahan. Hal itu menurutnya untuk membentuk kualitas demokrasi yang bagus.

"Dalam demokrasi ada kalah, menang. Saya rasa, kualitas demokrasi meningkat kalau semua sadari peran bahwa yang terpilih diberi kesempatan memerintah. Yang tidak, konsisten sebagai koreksi dan tingkatkan pengawasan kepada pemerintah," ucap Sandiaga.

Bagi Sandiaga, oposisi perlu untuk menyeimbangkan kebijakan. Sehingga, kata Sandi, ada kritik dan koreksi terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo-KH Ma"ruf Amin.

"Kualitas negeri meningkat kalau negara ada yang mengawal kebijakan. Tidak ada yang kontrol bakal ugal-ugalan," kata Sandiaga.

Sandiaga pun tidak tertarik masuk pemerintah jika hanya karena bagi-bagi kursi. Baginya, bagi-bagi kursi adalah gaya politik lama.

"Politik zaman old itu bagi-bagi kursi. Kalau zaman now, kita istiqomah, kita berani, milenial tidak nyari jabatan, nyari kursi. Kita ikhlas untuk perubahan," ucap Sandiaga.

Dalam kesempatan yang sama, Anis Matta memberikan semangat kepada milenial pendukung Prabowo-Sandiaga. Mereka tidak boleh menyerah, meski harus mengakui kekalahan.

"Biasa kalau kalah, tidak boleh itu takluk. Kita harus punya fighting spirit terus menyala," ucap Anis Matta.

"Masih ada 2024. Nanti 2024 kalah lagi, ada 2029. Kalau kalah lagi, ada 2034. Jadi kita punya energi seperti itu. Lawan akan berfikir, melawan kita itu bisa, tapi berdarah-darah," kata Anis.

Anis Matta lantas mengapresiasi langkah Sandiaga setelah kalah dalam pemilu. Menurutnya, Sandi bisa melanjutkan hidup atau move on dan tetap berjuang.

"Spirit seperti ini yang harus kita pertahankan. Bang Sandi sudah memperlihatkan spirit itu. Saya apresiasi, dia mengakui kekalahan, dia move on, kita kerja lagi," ucap Anis. (Alf)

tag: #sandiagauno  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement