JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menegaskan, rencana pembangunan alun-alun demokrasi yang disediakan untuk masyarakat yang akan melakukan demonstrasi harus mendapat respon poositif.
Pasalnya, menurut Fahri, hal itu merupakan sarana yang tepat ketika masyarakat yang ingin menyampaikan langsung aspirasi kepada wakilnya di DPR.
"Kita akan bangun ruang terbuka untuk publik, mengapa menggunakan istilah alun-alun, menurut info dari ilmuan kalau ruang terbuka semakin hilang, tempat unjuk rasa dan mengutarakan pendapat hilang, makanya kami gunakan istilah itu," kata Fahri saat meresmikan alun-alun di kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (21/5/2015).
Dia menerangkan, penggunaan istilah alun-alun itu juga terinspirasi dari kebiasaan orang Jawa yang menggunakan alun-alun untuk menyampaikan protes dan kritik bagi rajanya. (Baca: Begini Konsep Bangunan Museum Baru DPR)
"Kalau di Jawa kan memang terletak di dekat tempat pemerintahan, itu tempat protes kebijakan raja," lanjutnya.
Selain itu Fahri membantah tempat itu untuk anggota DPR. Dewan hanya penyalur aspirasi masyarakat dengan memfasilitasi ruang terbuka atau alun-alun demokrasi.
"Itu bukan sesuatu yang luar biasa, cuma membersihkan halaman untuk ruang terbuka untuk publik," tandasnya.(yn)