JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Bank Dunia siap memberikan pinjaman baru kepada Indonesia sebesar USD 11 miliar atau sekitar Rp 143 triliun (kurs Rp 13.000 per dolar AS). Hal itu dibicarakan dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Kelompok Bank Dunia, Jim Yong Kim, Rabu (20/5/2015).
Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier memberikan strategi dalam menghadapi manuver Bank Dunia, yang sebetulnya ingin membuat Indonesia makin terpuruk.
"(Soal tawaran utang) Ada yang sarankan agar Indonesia keluar saja dari anggota Bank Dunia. Saya pikir, Indonesia tidak usah keluar dari Bank Dunia tapi cukup tidak mengambil utang baru, sudah akan bikin BD (Bank Dunia) sempoyongan," kata Fuad dalam keterangan tertulisnya kepada TeropongSenayan, Selasa (26/5/2015).
Dia menjelaskan bahwa hakekatnya anggota Bank Dunia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pengedali Bank Dunia (negara-negara maju utamanya Amerika Serikat), negara-negara klien utamanya Indonesia dan sekitar 20 hingga 30 negara lain, serta negara yang tidak masuk kategori keduanya alias hanya anggota "pergaulan" saja.
"Hampir semua kliennya, negara-negara yang dikenal sarat korupsi seperti Indonesia, Pakistan, Mesir, Nigeria, Kenya, Nigeria, Bangladesh. Memang BD praktis hanya bisa hidup di negara-negara yang sarat korupsi sehinga mudah didikte. Jadi bohong belaka bila dibilang BD anti korupsi," ketusnya.
Fuad melanjutkan, negara-negara yang bebas korupsi umumnya enggan berurusan dengan Bank Dunia. Jika tidak ada yang minat menjadi kliennya, dipastikan Bank Dunia akan gulung tikar dan itu yang paling ditakuti BD.
"Makanya Indonesia sebagai negara nasabah besar dan loyal akan dipelihara selama mungkin, jangan sampai lepas. Semoga Jokowi dapat menyadarkan para ekonom pemerintah yang umumnya sudah keblinger dengan Bank Dunia," tutup dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro usai mendampingi Jokowi bertemu presiden kelompok Bank Dunia mengatakan bahwa Bank Dunia adalah mitra pemerintah Indonesia.
Apalagi, lanjut dia, visi Bank Dunia di bidang pariwisata sejalan dengan rencana Presiden Jokowi yang ingin meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia.(yn)
