JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Dampak COVID-19 terhadap perekonomian nasional luar biasa. Bisnis lesu sehingga memicu ekspor yang juga lambat. Dengan pertumbuhan ekonomi yang turun jadi 4,2-4,6%, Bank Indonesia (BI) pun bersikap realistis.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa untuk tahun ini, ekspor Indonesia ikut terkontraksi menjadi minus 5,2- minus 5,6% per tahun. Itu diucapkan dalam keterangan persnya yang disampaikan pada Senin (30/3/2020). Angka tersebut lebih kecil pada periode yang sama tahun lalu sebesar minus 0,9%.
Perry menjelaskan bahwa faktor utama yang menentukan anjloknya ekspor Indonesia adalah ekspor barang dan jasa. “Ini akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi global, penurunan volume perdagangan, dan rendahnya harga komoditas,” imbuhnya.
"Terganggunya rantai suplai global akibat Covid-19 juga diprakirakan dapat mempengaruhi ekspor Indonesia akibat tidak tersedianya bahan antara yang diproduksi di negara lain.”
Selain barang dan jasa, sektor lain yang terpukul adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sebab, permintaan komoditas ekspor utama turun, terutama dari China.
Kecuali ekspor, impor ikut terpuruk.BI memproyeksikan, laju impor bakal minus 8,9 sampai minus 9,3% pada tahun ini.