JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Korea Utara mencoba memancing emosi Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat. Negara tersebut meluncurkan peluru kendali (rudal) jelajah jarak dekat. Rudal itu diperkirakan sulit dideteksi oleh satelit atau radar musuh. Peluncuran terjadi pada saat banyak negara, termasuk Jepang, Korea Selatan dan Cina sibuk mengatasi COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona.
Menurut pihak Korea Selatan, seperti yang dilaporkan situs channelnewsasia.com (14/4/2020), rudal tersebut melintas di atas Laut Jepang, sebelum jatuh ke laut. "Korea Selatan dan otoritas intelijen AS sedang menganalisis masalah terkait," tambah mereka.
Pyongyang menunjukkan nyalinya, meski telah dikenakan sanksi ekonomi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) karena tudingan nuklir kepada negara terisolasi tersebut. Ia ingin menunjukkan bahwa sanksi ekonomi tak membuat mereka jadi kecut terhadap tekanan luar negeri.
Teropong Juga: Kim Jong Un Angkat Kembali Adik Perempuannya Duduk di Politbiro Komite Sentral.
Bukan kali ini saja Korea Utara melakukan ujicoba rudal seperti itu. Pada Juni 2017, Korea Utara memuji uji coba sukses dari apa yang disebutnya tipe baru rudal jelajah darat-ke-kapal yang dirancang untuk mengenai "kelompok kapal perang musuh" yang mengancam Korea Utara.
Peluncuran itu mencapai sasaran di Laut Jepang, katanya, dan terjadi seminggu setelah dua kapal induk AS, USS Carl Vinson dan USS Ronald Reagan, mengambil bagian dalam manuver angkatan laut di daerah tersebut.
Rudal-rudal itu terbang sekitar 200 kilometer (120 mil), yang menurut para analis merupakan peningkatan pada tes 2015 yang hanya terbang 100 kilometer.