JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Dampak COVID-19 telah memukul industri otomotif Jepang. Salah satunya adalah Toyota Motors Corp, Jepang. Karena permintaan mobil dari Amerika Serikat merosot tajam, Toyota pun terpaksa menghentikan produksinya.
Toyota mengatakan akan menghentikan produksi secara bertahap hingga pertengahan Mei 2020 di lima pabrik domestiknya yang memproduksi jenis bervolume tinggi termasuk hibrida bensin Prius, Corolla hatchback dan sedan Camry.
Karena dianggap berperan penting bagi Jepang, Pemerintah daerah Aichi, Toyota City, pun akan memberikan pinjaman darurat sebesar Y400 miliar atau sekitar Rp 64 triliun kepada Toyota Motors Corp. Namun uang itu diberikan kepada para usaha kecil dan menengah yang menjadi mitra Toyota.
Para mitra itu adalah yang menyuplai kebutuhan material perusahaan otomotif terbesar di Jepang itu. Perusahaan ini dianggap berjasa karena sudah beridiri sejak 1950-an telah menjadi perusahaan besar dan berperan terhadap perkembangan daerahnya, sehingga dinamakan Kota Toyota.
Toyota dan afiliasinya mengoperasikan lebih dari setengah di pabrik Aichi. Selain itu, di Aichi Toyota membuat 40% mobilnya di situ untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor. "(Toyota) tidak hanya tulang punggung ekonomi prefektur Aichi tetapi juga seluruh Jepang," kata gubernur Aichi Hideaki Ohmura seperti dilansir reuters.com (24/4/2020).
Di Aichi terdapat tenaga kerja sebanyak 55.000 orang bekerja di Toyota. Itu belum termasuk tingkat atas mendukung lebih dari 55.000 pekerjaan di wilayah ini dan ribuan lainnya melalui pemasok yang lebih kecil.
"Kita harus dapat mendukung permintaan ketika ada rebound dan untuk melakukan itu kita perlu mendukung usaha kecil dan menengah pemasok perusahaan mobil," katanya.
Dia mengatakan usulannya untuk pinjaman 400 miliar yen akan menjadi bagian dari paket langkah-langkah yang akan diadopsi majelis Aichi dalam menghadapi dampak Wabah COVID-19. Lebih dari 11.500 orang dinyatakan positif menggunakan virus corona baru di Jepang dan hampir 300 orang telah meninggal. Aichi telah memiliki 443 kasus yang dikonfirmasi.