JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Semakin banyak kasus positif corona yang berasal dari orang tanpa gejala (OTG). Pada awalnya penyebaran diduga dilakukan oleh orang dalam keadaan sakit yang bergejala dengan suhu di atas 38 derajat Celcius, orang dengan batuk dan sesak. "Namun dalam perkembangannya gambaran ini sudah tidak lagi menjadi ciri khas dari orang yang terinfeksi COVID-19," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB Jakarta, Minggu.
Saat ini semakin banyak ditemukan orang yang diketahui memiliki virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lewat tes PCR meski menunjukkan gejala yang sangat ringan atau bahkan tidak memiliki gejala.
OTG itu tidak mengalami demam dan batuk sehingga terlihat seperti orang yang sehat. Jika OTG berada di tengah masyarakat dan tidak menggunakan masker maka akan memiliki risiko penularan kepada banyak orang, terutama untuk kelompok rentan."Hal itulah yang menjadi salah satu pemicu terus ditemukannya kasus positif COVID-19 di Indonesia," tegas dia.
Untuk memutus rantai penularan itu maka Yurianto mengimbau setiap individu melindungi diri dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, membatasi keluar rumah serta menghindari kerumunan.
"Ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar siapa yang menjadi OTG, yang membawa virus dan tidak menunjukkan gejala apapun," tegas pria yang menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu.
Sampai dengan Minggu (10/5) pukul 12.00 WIB, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sudah mencatat akumulasi 14.032 kasus positif di Indonesia dengan 2.698 orang sudah dinyatakan sembuh dan 973 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, Achmad Yurianto mengatakan orang pembawa virus COVID-19 yang tidak menggunakan masker berpotensi menularkan virus dengan persentase 75 persen kepada orang lain.
"Beberapa pengamat mengatakan bahwa seseorang yang membawa virus, seseorang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dan tidak menggunakan masker, orang di sekitarnya memiliki peluang tertular bisa sampai 75 persen," kata Yurianto beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, ketika orang yang memiliki virus COVID-19 di dalam tubuhnya pergi keluar, droplet atau percikan yang dikeluarkan akan mengenai semua benda."Namun, manakala dia menggunakan masker, bisa ditekan sampai dengan 5 persen," tuturnya.
"Benda di sekitar kita yang kemudian tidak sadar kita pegang dan kemudian kita gunakan tangan yang tercemar ini untuk memanipulasi mulut, hidung, mata, penularan itu akan menjadi sangat efektif," tuturnya.