JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Indonesia dan negara penghasil minyak kelapa sawit memprotes Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena membuat pernyataan sesat tentang minyak kelapa sawit dan minyak kelapa.
Dalam infografis berjudul "Nutrition Advice for Adults During Covid-19" yang diterbitkan oleh Kantor Regional WHO Mediterania Timur edisi 7 Mei 2020 tertulis sebuah anjuran agar masyarakat tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung saturated fats (lemak jenuh) seperti minyak sawit dan minyak kelapa.
Tentu saja Indonesia dan Malaysia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia mengajukan protes keras. Akhirnya, WHO regional Mediterania Timur telah menghapuskan informasi yang mencantumkan "do not eat saturated fats" atau tidak mengonsumsi makanan dari minyak sawit dengan kata "eat less saturated fats".
Kampanye menyesatkan itu, bukan yang pertama kali. Dalam buletin resmi yang dirilis Januari 2019 bertajuk “The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disease” WHO bahkan menyetarakan industri sawit dengan industri tembakau dan alkohol karena memberikan dampak negatif kepada manusia dan kesehatan di bumi. Bahkan hingga kini WHO tidak pernah meralat pernyataannya.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam suratnya kepada WHO menyebutkan organisasi kesehatan dunia tersebut perlu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.
Mahendra juga mendesak agar WHO menerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.
Dalam keterangannya, Rabu (13/5), Mahendra, Pemerintah Indonesia sangat prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang dan menyampingkan konsumsi minyak sawit sebagai produk yang layak dikonsumsi selama pandemi.
Karena itu, Mahendra meminta WHO untuk membuat perubahan pada isi publikasi, menerapkan prinsip imparsialitas sebagaimana layaknya Badan PBB, menciptakan perspektif yang lebih seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit, serta menerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.
Sementara itu, Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dalam suratnya kepada WHO mengklarifikasi bahwa meski punya kandungan lemak jenuh tinggi, minyak sawit merupakan sumber minyak goreng yang paling banyak digunakan di dunia.
Minyak kelapa sawit aman dikonsumsi karena memiliki komposisi beragam asam lemak yang seimbang dan telah dikonfirmasi oleh banyak studi penelitian ilmiah secara global.