JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Kasus COVID-19 di Turki sudah mencapai 166.422 orang dengan 4.609 orang yang meninggal dunia. Sedangkan yang sembuh berjumlah 130.852 orang. Meski selisih yang positif dengan yang meninggal dan sembuh masih besar, Turki memutuskan membuka penerbangan.
Namun tidak semua negara menikmati fasilitas yang diberikan Turki. Turki hanya menyebut 45 negara yang diberikan ijin untuk mendaratkan pesawatnya di negara Turki. Namun pemberian fasilitas tersebut tidak serentak, melainkan bertahap.
Penerbangan ke Siprus Utara, Bahrain, Bulgaria, Qatar dan Yunani akan diberikan pada 10 Juni mendatang. Penerbangan ke 17 tujuan, termasuk Jerman, Austria, Kroasia, dan Singapura akan dimulai kembali pada 15 Juni.
Penerbangan ke 16 negara selanjutnya akan dimulai pada 20, 22 dan 25 Juni mendatang, di antaranya ke Korea Selatan, Qatar, Belanda, Norwegia dan Belgia, dia menambahkan.
15 negara tempat Ankara mencapai kesepakatan pendahuluan untuk melanjutkan penerbangan balasan termasuk Italia, Sudan, Uni Emirat Arab, Albania, Belarus, Yordania, dan Maroko.
Menteri Transportasi Adil Karaismailoglu mengatakanenerbangan akan dilanjutkan dalam lima tahap pada Juni, menambahkan Turki sedang dalam pembicaraan dengan 92 negara tentang melanjutkan penerbangan dengan cara yang aman.
“Kami percaya bahwa kami telah meninggalkan poin penting dalam pertempuran melawan virus secara global. Sekarang, kita harus melanjutkan ikatan dan perdagangan global kita,” katanya dalam pernyataan tertulis, yang dikutip reuters.com (4/6/2020).
Menanggapi dimasukkannya Jerman sebagai negara yang boleh membawa penumpang dari dan ke Turki, pihak Jerman mengatakan bahwa pihaknya sedang berbicara dengan Ankara tentang mengkaji pembatasan perjalanan tetapi sedang menunggu rekomendasi dari Uni Eropa.