JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Memasuki hari ke-12 unjuk rasa yang memrotes pembuhan George Floyd warga kulit hitam AmerikaSerikat (AS) bukannya mulai surat. Tetapi justru makin memanas dan viral ke sejumlah kota di AS dan beberapa wilayah beberapa negara.
Bahkan dalam 1-2 hari ini, AS akan dipenuhi para pedemo yang memadati sejumlah jalan di sana. Beberapa aktivis di media sosial telah meminta satu juta orang untuk menghadiri protes di Washington, ibukota AS.
"Kami memiliki banyak informasi publik, sumber terbuka untuk menyarankan bahwa acara pada Sabtu mendatang ini mungkin menjadi salah satu yang terbesar yang pernah kami alami di kota ini," kata Kepala Kepolisian Washington DC Newsham, seperti dilansir reuters.com (6/6/2020).
Meskipun belum ada laporan dari polisi mengenai jumlah peserta demonstrasi, namun media lokal telah memperkirakan puluhan ribu peserta.
Gubernur North Carolina Roy Cooper telah memerintahkan agar semua bendera di kantor pemerintahan dan lembaha negara diturunkan setengah tiang dari mulai matahari terbit hingga matahari terbenar. Tujuannya untuk menghormati Floyd, yang awalnya berasal dari kota Fayetteville di negara bagian itu.
Sehari sebelumnya, pawai dan pertemuan berlangsung di Atlanta, Los Angeles, Minneapolis, Miami, New York dan Denver, di antara tempat-tempat lain, sementara para demonstran berkumpul lagi, dalam hujan, di depan Gedung Putih.
Protes malam hari itu sebagian besar damai tetapi ketegangan tetap tinggi bahkan ketika pihak berwenang di beberapa tempat mengambil langkah untuk mereformasi prosedur polisi.
Seorang hakim federal di Denver memerintahkan polisi kota untuk berhenti menggunakan gas air mata, peluru karet, dan alat-alat "kurang mematikan" lainnya seperti granat kilat, agar para pengunjuk rasa dan wartawan tidak terluka.
"Ini adalah demonstran damai, jurnalis, dan petugas medis yang telah menjadi sasaran dengan taktik ekstrem yang dimaksudkan untuk menekan kerusuhan, bukan untuk menekan demonstrasi," tulis Hakim Distrik A. R. Brooke Jackson dalam putusannya.