JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dua Guru Besar dari universitas terkemuka di negaranya masing-masing bertemu dalam suatu forum diskusi tentang "Konsolidasi Dunia Islam Menghadapi Radikalisme dan Terorisme" di kantor Wahid Institute, jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, (29/5/2015).
Mereka adalahProfesor Studi Islam Universitas Wina Austria, Prof. Dr. Rudiger Lohlker danGuru Besar Universitas Al-Azhar Mesir, Grand Syeikh Prof. Dr. Abdelmonem Fouad Othman.
Saat menyampaikan pidato tentang pemikirannya masing-masing dalam forum di wahid Institute, secara bergantian keduanya mengaku terkesan dengan komunitas Islam di Indonesia. Terutama, NU dan Muhammadiyah.
Selain memberikan persentasinya tentang Islam di Indonesia, Rudiger Lohlker menyatakan ketertarikannya dengan Islam Nusantara yang direpresentasi oleh kalangan muslim tradisional. Menurutnya, Islam Nusantara yang dikukuhkan oleh organisasi kemasyarakatan dan keagamaan Nahdhatul Ulama (NU) itu mengandung ajaran luhur cinta kasih dan Perdamaian.
"Saya harus berterima kasih pada NU, saya diberi waktu untuk belajar lebih dalam tentang Islam Nusantara. Dari Islam Nusantara ini saya semakin banyak mengetahui tentang Islam yang bertolak belakang dengan pemahaman masyarakat Eropa tentang Islam yang dianggap menjadi penganjur kekerasan," kata Rudiger.
Ia mengaku akan bekerjasama dengan NU untuk mentransformasikan tentang Islam kepada masyarakat Eropa bahwa Islam itu bukan Teroris. Kerjasama ini dapat dimulai melalui pembuatan website tentang informasi Islam yang penuh kedamaian.
Senada dengan Rudiger, Abdelmonem juga mengungkapkan hal yang sama. Islam Nusantara sebagai karakter pemikiran NU dapat menjadi pedoman di tengah menyebarnya faham radikalisme.
"Kami dari Universitas Al-azhar Mesir memiliki kedudukan yang sama dengan NU untuk terus mengembangkan Islam moderat. Dan ini juga menjadi bahan belajar bagi kita dan dunia islam dalam mengantisipasi radikalisme yang menyesatkan," ucap Abdelmonem.(al)