Bisnis
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Jumat, 29 Mei 2015 - 20:50:08 WIB
Bagikan Berita ini :

Dua Guru Besar Asing Tertarik Islam Nusantara Ala NU

48Tscom-yennywahid-hatim-29515.jpg
Diskusi "Konsolidasi Dunia Islam Menghadapi Radikalisme dan Terorisme" di kantor Wahid Institute, jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, ‎(29/5/2015). (Sumber foto : Ahmad Hatim Benarfa/teropongsenayan.com)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dua Guru Besar dari universitas terkemuka di negaranya masing-masing bertemu dalam suatu forum diskusi tentang "Konsolidasi Dunia Islam Menghadapi Radikalisme dan Terorisme" di kantor Wahid Institute, jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, ‎(29/5/2015).

Mereka adalahProfesor Studi Islam Universitas Wina Austria, Prof. Dr. Rudiger Lohlker dan‎Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir, Grand Syeikh Prof. Dr. Abdelmonem Fouad Othman.

‎Saat menyampaikan pidato tentang pemikirannya masing-masing dalam forum di wahid Institute, secara bergantian keduanya mengaku terkesan dengan komunitas Islam di Indonesia. Terutama, NU dan Muhammadiyah.

Selain memberikan persentasinya tentang Islam di Indonesia, Rudiger Lohlker ‎menyatakan ketertarikannya dengan Islam Nusantara yang direpresentasi oleh kalangan muslim tradisional. Menurutnya, Islam Nusantara yang dikukuhkan oleh organisasi kemasyarakatan dan keagamaan Nahdhatul Ulama (NU) itu mengandung ajaran luhur cinta kasih dan Perdamaian.

"‎Saya harus berterima kasih pada NU, saya diberi waktu untuk belajar lebih dalam tentang Islam Nusantara. Dari Islam Nusantara ini saya semakin banyak mengetahui tentang Islam yang bertolak belakang dengan pemahaman masyarakat Eropa tentang Islam yang dianggap menjadi penganjur kekerasan," kata Rudiger.

Ia mengaku akan bekerjasama dengan NU untuk mentransformasikan tentang Islam kepada masyarakat Eropa bahwa Islam itu bukan Teroris. Kerjasama ini dapat dimulai melalui pembuatan website tentang informasi Islam yang penuh kedamaian.

Senada dengan Rudiger, Abdelmonem juga mengungkapkan hal yang sama. Islam Nusantara sebagai karakter pemikiran NU dapat menjadi pedoman di tengah menyebarnya faham radikalisme.

"Kami dari Universitas Al-azhar Mesir memiliki kedudukan yang sama dengan NU untuk terus mengembangkan Islam moderat. Dan ini juga menjadi bahan belajar bagi kita dan dunia islam dalam mengantisipasi radikalisme yang menyesatkan," ucap Abdelmonem.(al)

tag: #Islam Nusantara  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Bisnis Lainnya
Bisnis

OJK Gandeng AO PNM dalam Program SICANTIKS untuk Perkuat Literasi Keuangan Syariah

Oleh Sahlan Ake
pada hari Minggu, 18 Mei 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan syariah bagi pengusaha mikro, khususnya perempuan prasejahtera, melalui program Sahabat Ibu ...
Bisnis

Gak Perlu Antre, Klaim JHT Rp15 Juta Kini Bisa di JMO!

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kabar gembira bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang telah memenuhi syarat untuk melakukan klaim Jaminan Hari Tua (JHT). Mulai bulan Mei 2025, peserta BPJS Ketenagakerjaan ...