JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Petani jagung di wilayah Lampung mengeluh di saat musim panen harga jagung terus anjlok hingga menyentuh Rp 2.000 per kg. Padahal, petani berharap harga jagung terus membaik pada kisaran Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per kg. Penurunan harga tersebut membuat petani tidak balik modal.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR Suhardi Duka saat melakukan kunjungan kerja ke Lampung Selatan bersama Ketua Komisi IV Sudin.
"Melihat bahwa apa yang di putus kan di komisi cukup berjalan di lapangan hanya saja petani masih mengeluhkan harga komoditas hasil pertanian seperti jagung dikisaran 2000/kg," kata Suhardi saat dihubungi, Senin (20/7/2020).
Suhardi mengatakan, kunjungan kerja ini untuk memastikan berjalannya program di Kementan sebagai bentuk usulan Komisi IV dalam bidang pangan.
Politikus Partai Demokrat ini juga berharap ada bantuan dari pemerintah untuk para petani, seperti subsidi pupuk. "Petani minta selain subsidi pupuk juga dapat dibantu penanganan harga," ucapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Lampung Utara wan Hendri membenarkan saat musim panen raya jagung di wilayahnya, harga jagung semakin anjlok. Menurut dia, harga jagung murah atau anjlok tersebut tidak saja terjadi di Lampung tapi merata se-Indonesia. “Kami berharap Pemerintah Provinsi dapat mencarikan solusinya agar petani tidak merugi,” katanya.
Para petani menduga murahnya harga jagung petani saat panen raya, karena adanya jagung impor. Adanya jagung impor yang banyak membuat harga jagung lokal terus menurun, karena stok jagung melimpah.