Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Rabu, 19 Agu 2020 - 15:52:14 WIB
Bagikan Berita ini :

Jelang Tahun Baru Hijriah, Kemenag dan BPIP Imbau Jaga Kerukunan Umat Beragama

tscom_news_photo_1597827118.jpg
Tangkapan layar Webinar "Nalar Kerukunan, Merawat Keberagaman Bangsa, Mengawal NKRI" yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Rabu (19/8) di Jakarta. (Sumber foto : Humas BPIP)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Menteri Agama Fachrul Razi menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama menjelang momentum Tahun Baru Hijriyah 1442 Hijriyah yang akan jatuh pada 20 Agustus 2020.

Hal itu ia sampaikan dalam acara webinar bertema "Nalar Kerukunan, Merawat Keberagaman Bangsa, Mengawal NKRI" yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Rabu (19/8) di Jakarta.

Fachrul menuturkan, bangsa Indonesia seharusnya bersyukur memiliki negara yang mampu mempersatukan kemajemukan masyarakatnya oleh Pancasila. Landasan negara tersebut, kata Fachrul, menjadi tuntunan bagi semua umat beragama untuk menjalankan fungsinya masing-masing.

"Lima sila dalam pancasila adalah titik temu yang mempersatukan keberagaman bangsa menjadi dasar dan norma-norma memberikan arah dalam membangun bangsa yang besar ini, untuk itulah saya sangat mengapresiasi webinar merawat keberagaman bangsa yang dibuat oleh BPIP," kata Fachrul saat memberikan sambutan.

Purnawirawan jenderal ini juga menjelaskan, keragaman yang dimiliki Indonesia saat ini sebagai bangsa harus dikelola secara arif dan adil dan tanggung jawab bersama. Ia mengatakan lembaganya selalu mendukung program keagamaan yang sudah dijalankan oleh semua umat beragama serta gagasan sosialisasi yang sudah dibentuk secara bersama.

"Program moderasi merupakan program jangka panjang nasional yang ingin mewujudkan revolusi mental dan bentuk moderasi agama dan ketaatan agama dalam moderat bukan berarti sungguh sungguh menjalankan," katanya.

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi mengapresiasi adanya program-program kegiatan yang mendamaikan keberagaman negara melalui Pancasila. Menurutnya, jika nilai yang terkandung dalam Pancasila diimplementasikan akan mampu merangkul keberagaman dalam beragama.

Hal itu dapat berkaca pada sejarah Nabi Muhammad SAW yang menerbitkan Piagam Madinah sebagai kontrak sosial bagi umat Islam, Nasrani, dan Yahudi bahkan Zoroaster yang saat itu hidup berdampingan di Madinah, meski satu sama lain saling berbeda secara keyakinan.

"Dalam sejarah keislaman, Nabi muhammad menunjukkan keberagamaan dalam bentuk piagam Madinah, keberagaman diterima dalam suatu kenyataan yang menjadi konsensus bersama untuk mengolah keberagaman." Kata Prof Yudian.

Prof Yudian juga mengatakan, dalam menyambut momentum Tahun Baru Hijriah yang berdekatan dengan kemerdekaan Bangsa, ia ingin bangsa Indonesia terbebas dari eksploitasi penindasan dan kolonialisme.

"Dalam momentum menyambut tahun baru hijriah kita harus berefleksi secara simbolik untuk pembebasan manusia dari pembebasan eksploitasi penindasan dan kesamaan dari kemerdekaan titik dari pembebasan dari kolonialisme," tegasnya.

Webinar bedah buku "Nalar Kerukunan, Merawat Keberagaman Bangsa, Mengawal NKRI," selain menghadirkan penulis Prof. Saidurrahman, juga mengundang pembicara; Rektor Universitas Sebelas Maret Prof. Jamal Wiwoho dan Anggota Dewan Pengarah BPIP, Dr. (HC). Sudhamek dan Pdt. Dr. Andreas Anangguru Yewangoe.

tag: #kementerian-agama  #bpip  #pancasila  #tahun-baru-hijriah  #kerukunan-umat-beragama  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement