JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyatakan kalau tindakan peretasan yang terjadi kepada Tempo.co, bisa membuat media lain menjadi panik dan cemas.
"Karena mereka bisa jadi korban selanjutnya, sehingga membuat panik dan menjadi cemas," imbuh Bambang melalui keterangan tertulis, Sabtu (22/08/2020).
Tidak hanya Tempo.com, Bambang mengatakan bahwa peretasan yang kerap terjadi di tahun ini, menjadi sebuah pengkhianatan negara atas konstitusi.
Diketahui ancaman digital dan peretasan juga terjadi kepada beberapa aktivis contohnya seperti Ravio Patra dan Pandu Riono dan itu menjadi berbeda dan mengajukan kritik menjadi hak setiap manusia yang harus dilindungi.
"Tindakan peretasan tidak bisa ditolerir atas nama alasan apapun," katanya.
Bambang Widjojanto mendesak kepada pemerintah untuk mengambil posisi yang jelas, yakni menolak setiap tindakan peretasan.
Bahkan jika diperlukan, pemerintah harus mengaktifkan cyber law enforcer atau kebijakan penegakan hukum di era siber untuk mencokok pelaku peretasan.
"Bila itu tidak dilakukan, penguasa potensial dituding sebagai bagian dari pelaku kejahatan peretasan dan itu adalah perbuatan tercela," ucap Bambang.
Aksi peretasan kepada Tempo.co terjadi pada 21 Agustus 2020 sekitar pukul 00.40 WIB. Saat diretas, tampilan situs Tempo.co ditutupi oleh layar hitam.
Di dalamnya tertulis, "Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Indonesia, Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok."