JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, siap membantu memperbaiki sektor perunggasan yang dalam dua tahun ini terus mengalami kerugian.
Menurut Airlangga, perunggasan nasional memang perlu diperbaiki sehingga menciptakan suasana kondusif bagi seluruh pelaku bisnisnya. “Saya akan pelajari dan komunikasikan dengan kementerian-kementerian terkait,” ujarnya.
Airlangga yang didampingi Deputi Bidang Pangan dam Agribisnis, Musdhalifah Machmud, menyampaikan hal itu saat menerima pimpinan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia) di ruang kerjanya, Jumat (11/9).
Dalam pertemuan tersebut Ketua Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko menyampaikan beberapa akar masalah perunggasan yang sudah dua tahun didera kerugian. “Alasan bertemu dengan Menko Perekonomian, kami mau persoalan perunggasan ini segera berakhir,” ungkap Singgih yang juga anggota Komisi VI DPR RI.
Langkah yang harus segera diambil oleh pemerintah adalah menyeimbangkan supply dan demand serta memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak. “Saya sampaikan ke pak Airlangga bahwa Kemendag tidak konsisten dengan pelaksanaan dan pengawasan regulasi tentang harga acuan,” tegasnya.
Selain itu, terkait dengan desakan dari Brazil untuk memasukkan ayamnya ke Indonesia, Ketua Umum Pinsar itu juga minta pemerintah mengambil langkah strategis sebagai upaya perlindungan kepada peternakan unggas nasional.
Pinsar Indonesia juga menyinggung keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan di sektor peternakan. “Bagaimana bisa BUMN menjalankan tugasnya kalau tidak punya amunisi. Kami minta ada Penyertaan Modal Negara sehingga keberadaannya bisa benar-benar efektif,” tutur Singgih.
Menanggapi hal tersebut, Menko Perekonomian menyampaikan dalam waktu dekat akan melihat langsung ke peternakan unggas. “Kami akan datang untuk bertemu dengan peternak,” Airlangga menambahkan.
Hal terakhir yang disampaikan Pinsar adalah dukungan permodalan bagi peternak UKM dan koperasi. Pinsar yang sudah membentuk koperasi mengharapkan pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). Dalam hal ini Airlangga langsung merespon dan mengarahkan peternak memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Mudah-mudahan LPDB juga bisa dimanfaatkan karena dana mereka masih terbatas,” katanya.
Sumber protein hewani yang paling murah dan mudah terjangkau bagi masyarakat adalah daging ayam dan telur. Kontribusi daging ayam dan telur dalam pemenuhan protein hewani rakyat Indonesia sekitar 70%. Sedangkan kapitalisasi dari usaha peternakan ayam di Indonesia mulai dari hulu sampai hilir mencapai Rp 500 triliun. “Itulah sebabnya subsektor perunggasan mempunyai petan penting dan strategis,” kata Singgih.