JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun turut merespon pencopotan Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dari kursi Panglima TNI.
Refly mengatakan kalau pencopotan tersebut karena Gatot Nurmantyo memiliki peluang untuk maju sebagai presiden pada kontestasi Pemilu 2019.
"Gatot adalah salah satu sosok yang disebut-sebut sebagai salah satu calon presiden potensial pada waktu itu. Karena itu pensiunnya dipercepat, agar dia tidak jadi orang yang powerfull," kata Refly saat dikonfirmasi, Kamis (24/09/2020).
Diketahui kalau dalam kontestasi Pilpres 2019 lalu terdapat dua bakal calon presiden dari kalangan militer yakni Prabowo Subianto dan Gatot Nurmantyo.
Diketahui kalau nama Prabowo Subianto lebih populer lantaran saat itu mendapat dukungan dari masa 212 dan adanya Presidential Threshold.
Kontroversi penyebab Gatot pensiun dari kursi Panglima TNI belakangan menyeruak ke publik dan Gatot mengumumkan alasan dirinya dicopot lantaran ia menginstruksikan pemutaran film G30SPKI di tubuh militer.
Refly menuturkan ada kabar menyebutkan Gatot dicopot dari jabatan Panglima TNI bukan hanya karena instruksi pemutaran film G30SPKI di tubuh militer saja. Melainkan ada sebab lainnya.
“Isu mengenai PKI memang selalu dibawakan Gatot Nurmantyo dalam berbagai sebuah kesempatan. Memang berat bagi kita untuk menangkap secara persis, apakah masih ada PKI ini. Tapi menarik, apa korelasi pemutaran G30SPKI, dengan dengan pencopotan Gatot?” tuturnya.
Jadi bisa ada korelasinya atau tidak soal pemutaran film G30SPKI, tetapi yang jelas, papar Refly, ketika menjadi Panglima TNI, sosok Jenderal Gatot jadi salah satu orang yang dikhawatirkan menjadi calon pemimpin yang diperhitungkan.
“Ada informasi seorang teman yang tak perlu saya sebut namanya. Dia mengatakan kenapa Pemerintah (tahun 2016) begitu khawatirnya dengan Jenderal Gatot? Ada tiga hal, karena dia punya tiga legacy dalam dirinya,” paparnya.
Tiga legacy yang dimaksud yakni, pertama dia adalah jenderal Angkatan Darat. Kedua, dia berasal dari etnis mayoritas Jawa dan Legacy ketiga yang tak kalah penting adalah dia berasal dari keluarga santri.
Tiga kekuatan dalam satu dirinya ini lah yang kemudian dianggap sebagai sumber dan bisa membahayakan atau bisa jadi rival kuat Presiden Jokowi di 2019.
"Makanya cepat-cepat dicopot. Supaya dia tidak tumbuh sebagai sesuatu yang powerfull," tukasnya.