JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Organisasi Kepemudaan Suara Kreasi Anak Bangsa (SKAB) resmi mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Ketua Pelaksana Deklarasi SKAB, Rizki Adriansyah Tjokroaminoto mengatakan, dalam deklarasi tersebut pihaknya mengangkat tema besar, yakni "Perjuangan Kita", sebagai bentuk ekspresi lantaran kesenjangan yang saat ini masih terasa di daerah berjuluk Kota Anggrek tersebut.
Menurut Rizki, untuk dapat menyelesaikan sejumlah persoalan yang kini mendera Tangsel harus dilakukan dengan bersama-sama, tidak bisa hanya dengan mengandalkan satu pihak.
"Ketimpangan pembangunan, perkembangan infrastruktur masih belum merata, lalu ketidakmampuan para elit untuk dapat lebih peka mendengar keluhan dan aspirasi masyarakat masih terjadi di Kota Tangerang Selatan yang kita cintai ini," kata Adrian dalam sebuah diskusi di Serpong, dikutip dari siaran pers SKAB, Kamis, 1 Oktober 2020.
"Maka dari itu kita melihat dibutuhkannya perubahan adalah sebuah keharusan dan itu menjadi langkah perjuangan kita bersama," imbuhnya.
Senada dengan Rizki, Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan nomor urut 1, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menekankan pentingnya peran pemuda demi perubahan di Tangsel.
Rahayu Saraswati mengaku gemas dan prihatin jika ada anak-anak muda yang apatis terhadap politik. Padahal, kata dia, mereka punya peran signifikan terhadap daerahnya.
"Saya gereget, gemas, prihatin kalau lihat apatisme anak muda di Indonesia. Kalau lihat politik, mereka jaga jarak. Padahal anak-anak muda berperan sangat penting dan harus berjuang demi perubahan di daerahnya," kata keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini.
Saraswati pun memberi pelajaran tentang eyangnya yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946, termasuk pemuda-pemuda yang mendesak Bung Karno dan membawanya ke Rengasdengklok agar segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Eyang saya Soebianto Djojohadikusumo yang gugur di Lengkong termasuk pemuda-pemuda yang mendesak Bung Karno untuk segera menyatakan kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun 1998 pemuda-pemuda pula yang bergerak, kalau sekarang ada ketidakadilan, kesenjangan sosial menjadi tanggung jawab pemuda pula untuk melakukan perubahan," tutur aktivis kemanusiaan ini.
Keprihatinan Saraswati membuat dia mendorong kalangan milenial untuk bangkit dari zona nyaman. Ia menegaskan, banyak berbuat di masa muda meski hal itu sulit dilakukan, akan berbuah kebaikan di masa mendatang.
"Kekuatan pemuda pada keberaniannya, berani tidak tidur, berani berkorban, dan ini saatnya pula saya menyambut dengan tangan terbuka marilah kita gotong-royong royong melakukan perubahan," katanya.
Mengenai eskalasi politik lokal yang memanas di Tangsel jelang pilkada, seperti perobekan spanduk paslon Muhamad-Saraswati dan adanya berita-berita hoaks, Saraswati meminta pendukungnya tidak membalas dengan tindakan serupa.
"Kita harus fokus membawa suara perubahan, yang lalu-lalu kita katakan cukup, sudah cukup, abaikan serangan-serangan tidak penting, itu hanya ingin mengganggu perjuangan kita, tugas kita membakar semangat perubahan bukan menggoreng isu, hoaks jangan dibalas dengan hoaks, kita fokus tawarkan visi-misi program kita untuk kemenangan rakyat Tangsel," tandasnya.