JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Draf Omnibus Law UU Cipta Kerja hari ini telah diserahkan oleh Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar ke Kementerian Sekretariat Negara. Dengan begitu, UU ini sudah memasuki start untuk diimplementasikan. Hanya saja, pemerintah sedang menyusun aturan turunannya berupa peraturan pemerintah.
UU Cipta Kerja atau Omnibus Law ini secara politik hukum disusun untuk mendongkrak investasi di Indonesia. Sesuai yabg disebutkan pemerintah, peraturan ini bakal menggaet investasi, baik asing maupun lokal, sebanyak-banyaknya agar perekenomian Indonesia tumbuh dengan baik.
Namun, belum lagi berjalan, rupanya sudah ada investor asing yang melirik lahan investasi di Indonesia. Dalam sebuah konferensi pers secara virtual, Rabu (14/10), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sedikitnya ada tiga investor Inggris yang berminat untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan di Indonesia.
"Mengenai kerjasama investasi dengan Inggris, saya menyambut baik minat kuat dari beberapa investor Inggris di bidang renewable energy," kata Retno.
Retno Marsudi
Tiga investor dari Inggris yang dimaksud Retno antara lain Aggreko. Aggreko plc adalah pemasok peralatan pembangkit listrik sementara dan peralatan pengatur suhu asal Skotlandia, Inggris Raya. Retno mengatakan Agreko merencanakan operasinya di Indonesia mulai dari suplai gas dan diesel ke suplai solar PVs.
Selain Agreko, ada lagi perusahaan bernama Orbital Marine Power yang berencana membangun proyek tidal turbine atau turbin pasang surut di wilayah timur Indonesia. Proyek tersebut disebutkan akan memproduksi energi sebesar 10 megawatt.
Tak hanya itu, Retno mengatakan, perusahaan lain bernama Nova Innovation juga berencana membangun off-grid tidal turbine di Tanah Air.
Investasi strategis ini dibahas oleh Retno bersama dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab. Menurut Retno, Inggris sejauh ini merupakan mitra dagang keempat terbesar Indonesia di Eropa dan peringkat pertama perdagangan kayu dari Eropa. Inggris bahkan merupakan mitra investasi kedua terbesar dari Eropa.
Selain membahas mengenai investasi, Retno menuturkan, pertemuan tersebut telah menghasilkan kesepakatan bahwa dua negara akan mempererat kerja sama bilateral dan multilateral di tengah tantangan pandemi.
"Sebagai sesama anggota dewan keamanan PBB, kami juga sepakat mengedepankan multilateralisme dan sepakat memperkuat kerja sama pengelolaan Covid-19," kata Retno.