JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik Sya"roni mengatakan kalau teguran yang dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan serta Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dinilai sebagai hal yang wajar dilakukan.
Pasalnya, Sya"roni menyebut sangat wajar lantaran target yang dicapai oleh kedua pembantunya tersebut jauh dari ekspektasi Presiden Jokowi.
Teguran yang secara spesifik dialamatkan kepada Luhut dan Bahlil karena investasi pada kuartal III-2020 terkontraksi hingga minus 6 persen dan Presiden Jokowi menargetkan investasi tidak sampai minus 5 persen.
“Terlalu banyak beri angin surga ke Jokowi,” kata Sya"roni ketika dikonfirmasi, Selasa (03/11/2020).
Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) tersebut lantas mengurai sejumlah investasi yang menurutnya hanya pepesan kosong.
Seperti investasi kilang minyak dari Timur Tengah yang digadang-gadang angkanya mencapai 30 miliar dolar AS dan kemudian ada juga investasi dari Softbank yang disebut mencapai 100 miliar dolar AS.
“Ternyata bodong dan hanya angin sorga untuk nina bobokan Jokowi,” urainya.
Sebelumnya pada sidang paripurna kabinet Senin (02/11/2020), Presiden Jokowi menyampaikan kepada Luhut dan Bahlil, dan Presiden Jokowi meminta agar meningkatkan investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal IV, sehingga pertumbuhanya tidak terlalu negatif.
"Saya sudah mewanti-wanti kepada Kepala BKPM dan Menko Marves agar paling tidak di kuartal III ini bisa minus di bawah 5, tapi ternyata belum bisa," tegas Presiden Jokowi.