Berita
Oleh Rihad pada hari Minggu, 03 Jan 2021 - 07:31:36 WIB
Bagikan Berita ini :

Pakar Unair Keluhkan Kurangnya Sikap Tegas Penerapan Prokes di Jatim

tscom_news_photo_1609633896.jpg
Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo mengatakan, tingkat kepatuhan masyarakat Jawa Timur (Jatim) dalam penerapan protokol kesehatan makin rendah.

Berdasarkan perkembangan per 2 Januari 2021 di Jatim, terjadi penambahan 723 kasus dengan jumlah kasus aktif, dalam perawatan mencapai 6.066 kasus, sehingga total kumulatif kasus sejak awal pandemi di Jatim sudah mencapai 85.762 kasus.

Konfirmasi sembuh mencapai 73.737 kasus serta meninggal dunia hingga 5.959 kasus. Menurut Windhu, meningkatnya kasus COVID-19 menunjukkan penularan yang meningkat pula karena kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan makin rendah dan menurun. "Perwali atau pergub harus kembali ditegakkan oleh daerah, sebab kepatuhan masyarakat makin rendah dan menurun," katanya, Sabtu (2/1).

"Sebelumnya penerapan protokol kesehatan memang tidak bagus-bagus amat, sekarang malah cenderung menurun. Hasil pengamatan dari 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) angkanya hanya 55 persen masyarakat yang mematuhi secara nasional," katanya. Bahkan di Jatim ada masyarakat yang melakukan aktivitas di jalan tanpa memakai masker, kemudian jarak yang harusnya minimal satu meter, saat ini turun menjadi hanya 40 centimeter.

Pergerakan manusia saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 membuat penularan COVID-19 semakin susah dikendalikan. Selain itu, peningkatan kasus dipengaruhi karena kebijakan yang longgar dan adanya relaksasi demi ekonomi. "Seharusnya sweeping tetap dilakukan bukan hanya untuk warga, tapi juga pengelola tempat publik. Kasih penghargaan jika menjalankan prokes bagus, dengan membatasi kapasitas. Kasih penghargaan dengan perizinan dimudahkan. Itu akan membuat mereka termotivasi," ucapnya.

"Masyarakat akan menurut kok jika hotel atau tempat umum itu menjalankan prokes ketat. Jika disuruh menunggu makan karena di dalam masih penuh, masyarakat nurut. Asal pemerintah mengontrol ketat," katanya. Mengenai adanya pembatasan jam malam yang diberlakukan, Windhu memandang hal tersebut belum efektif untuk mengendalikan kasus COVID-19.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Sabtu sore mengumumkan melalui akunnya di instagram, @khofifah.ip. bahwa dirinya terpapar COVID-19.

Khofifah juga mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir dan bisa menimpa siapa saja sehingga masyarakat diharapkan tak meremehkan protokol kesehatan.

"Semua juga butuh kehati-hatian, sebab stamina tubuh bagus dan tanpa gejala, masih rawan COVID-19," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

tag: #covid-19  #jatim  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement