JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng menyoroti banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) beberapa hari terakhir ini.
Menurutnya, banjir di Kalsel diduga terjadi akibat adanya degradasi lingkungan.
Daeng memandang degradasi lingkungan tersebut disebabkan oleh kegiatan tambang batubara di Kalsel. Daeng berharap, agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat segera mengambil tindakan.
"Memohon kepada Sinuhun (Presiden Jokowi) untuk membekukan sementara ijin seluruh pertambangan batubara se kalimantan guna mencegah bencana yang lebih luas baik di masa sekarang maupun akan datang," kata Daeng dalam keteranganya, Senin, (18/1/2021).
Daeng berharap, agar Presiden dapat meminta tanggung jawab penuh terhadap semua pertambangan batubara di Kalsel.
"Untuk memulihkan kehidupan, kesehatan masyarakat kalimantan, kehidupan ekonomi mereka dan kerusakan sosial politik akibat tambang batubara," tutur Daeng.
Daeng memohon, agar Presiden Jokowi dapat meminta PLN menghentikan sementara pembelian batubara dari kalimantan sebagai solidaritas bangsa Indonesia atas korban bencana banjir di Kalimantan.
"Mendesak komunitas internasional terutama India dan China untuk menghentikan pembelian batubara dari kalimantan sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan atas korban bencana banjir Kalimantan," tegas Daeng.
Terakhir Daeng menyarankan, untuk menghentikan semua hubungan, relasi, dan sandaran politik kepada seluruh tambang batubara di Kalimantan.