Berita
Oleh Rihad pada hari Wednesday, 12 Mei 2021 - 21:00:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Israel dan Palestina Saling Serang, Apa Sikap Indonesia?

tscom_news_photo_1620821740.jpg
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kelompok Palestina terus menembakkan roket-roket ke wilayah Israel. Sebaliknya, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza. Hingga Rabu (12/05) siang sedikitnya 40 orang tewas akibat krisis terparah di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir itu.

Militan Palestina sebelumnya menyebut telah menembakkan 130 rudal ke kota Tel Aviv di Israel, Selasa (11/05) waktu setempat, tidak lama setelah pesawat tempur Israel menghancurkan sebuah apartemen di Gaza.

Bangunan 13 lantai itu diserang Israel satu setengah jam setelah penghuni dan warga di sekitarnya diultimatum untuk mengungsi, begitu menurut kantor berita Reuters.

Pertikaian yang kini terjadi merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir dan terus memakan korban jiwa.

Sedikitnya 35 warga Palestina di Jalur Gaza, begitu juga lima orang di Israel, tewas ungkap kantor berita AFP.

Di Gaza yang dikuasai kelompok Hamas, 12 anak-anak dan seorang perempuan termasuk korban yang meninggal sejak pengeboman Israel Senin malam.

Lalu 230 orang luka-luka setelah serangan udara Israel, banyak yang diselamatkan dari reruntuhan bangunan.

Hamas, kelompok yang mengontrol Gaza, menyatakan aksi mereka adalah pembelaan atas "agresi dan terorisme" Israel.

Hamas, salah satunya, merujuk bentrok warga sipil Palestina dengan polisi Israel di masjid al-Aqsa yang menyebabkan ratusan orang terluka.

Namun tembakan roket ke Tel Aviv, menurut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, adalah perbuatan yang melewati batas.

Dia menyebut itu tembakan roket pertama ke Yerusalem dalam beberapa tahun terakhir.

Aksi saling balas kekerasan di Yerusalem yang terjadi belakangan merupakan yang terburuk sejak tahun 2017.

Rangkaian peristiwa ini pecah seiring meningkatnya kemarahan warga Palestina menghadapi ancaman penggusuran dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Kawasan itu diduduki oleh pemukim Yahudi.

Selama sebulan terakhir, pengunjuk rasa Palestina berhadapan dengan polisi Israel di bagian kota Yerusalem yang mayoritas penduduknya keturunan Arab.

Bandara di Tel Aviv, Ben Gurion, sempat berhenti beroperasi akibat serangan roket Hamas. Dampak lainnya, jaringan pipa energi antara kota Eilat dan Ashkelon rusak.

Roket tersebut diluncurkan setelah penghancuran Menara Hanadi di Gaza, yang merupakan kantor yang digunakan oleh pimpinan politik Hamas.

Di sisi lain, sebuah gedung bertingkat di Gaza dihancurkan militer Israel. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyebut serangan Israel itu "baru permulaan".

Melansir Reuters, juru bicara militan Hamas di Gaza, Abu Ubaida, juga mendorong warga keturunan Arab untuk melawan Israel.

Dewan Keamanan PBB berencana menggelar pertemuan tertutup, Rabu ini, untuk membahas konflik Israel-Palestina.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 26 orang, di antaranya 10 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel. Lebih dari 150 warga sipil di Gaza juga disebut terluka akibat serangan Isreal.

Pertempuran antara Israel dan Hamas dipicu bentrokan selama berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks puncak bukit suci di Yerusalem Timur.

Lokasi itu sangat dihormati umat Muslim. Mereka menyebutnya sebagai Al-Haram asy-Syarif (Tempat Suci Mulia).

Derajat yang sama diakui oleh komunitas Yahudi. Mereka menyebut situs itu sebagai Temple Mount.

Hamas menuntut Israel menarik pasukan kepolisian dari lokasi tersebut dan distrik yang didominasi keturunan Arab, Sheikh Jarrah.

Sheikh Jarrah adalah lokasi di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi ancaman penggusuran oleh pemukim Yahudi.

Pada masa Ramadan kali ini, pengadilan Israel mengeluarkan putusan kontroversial untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah.

Israel mencaplok Yerusalem Timur pada tahun 1980. Mereka menganggap seluruh kawasan kota itu sebagai ibukota, walau klaim ini tidak diakui oleh sebagian besar negara lain. Di sisi lain, Palestina menyatakan bagian timur Yerusalem itu merupakan ibu kota negara yang mereka harapkan.

Utusan khusus PBB Tor Wennesland memperingatkan kedua pihak yang bertikai bahwa mereka sedang mengarah ke "perang berskala penuh".

Sikap Indonesia

Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengambil tindakan nyata atas ketegangan dan kekerasan yang meluas menyusul tindakan Israel yang mengusir warga Palestina dari kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur dan serangan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa.

Menlu Retno menegaskan sikap Indonesia yang terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mendesak DK PBB untuk dapat mengambil langkah nyata untuk menghentikan seluruh kekerasan yang terjadi dan menghadirkan keadilan dan perlindungan bagi rakyat Palestina.

“Sudah terlalu lama hak-hak bangsa dan rakyat Palestina digerogoti oleh Israel. Indonesia akan terus bersama rakyat dan bangsa Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya,” ujar Menlu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Selasa (11/5) telah menyampaikan posisi tegas Indonesia, bahwa tindakan Israel yang mengusir warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan menyerang warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa merupakan tindakan yang tidak dapat dibiarkan.

Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak DK PBB untuk mengambil langkah nyata terhadap pelanggaran yang terus dilakukan oleh Israel, kata Menlu.

“Selain apa yang telah disampaikan Presiden, dan mencermati perkembangan yang baru terjadi, Indonesia juga mengecam meluasnya ketegangan dan kekerasan, khususnya di jalur Gaza yang menyebabkan puluhan korban jiwa warga sipil yang tidak berdosa,” tegas Retno.

tag: #israel  #palestina  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement