JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher berharap momentum peringatan kelahiran Pancasila menjadi spirit bangsa untuk membuat Pancasila nyata dalam tindakan, bukan hanya diperingati dengan upacara seremonial dan slogan di bibir atau di medsos.
"Jadikan momentum ini sebagai spirit bangsa agar Pancasila nyata dalam tindakan dan wujud dalam perilaku segenap rakyat guna membangun Indonesia tangguh. Nilai-nilai Pancasila harus dibumikan, bukan lagi hanya ada dalam upacara seremonial dan slogan di bibir atau di media sosial. Pancasila dalam tindakan akan membuat Indonesia menang melawan COVID-19 sebab kebijakan dan program penanganan diimplementasikan dengan benar. Tanpa penyimpangan, tanpa korupsi, tanpa moral hazard," katanya, ditulis, Rabu, (2/6/2021).
Menurut tokoh perempuan Jawa Barat ini, para pendiri bangsa telah menyusun dan merumuskan Pancasila dengan pikiran yang jernih dan cermat sebagai landasan idiil yang mampu menghadapi tantangan zaman dan perkembangan lingkungan strategis.
"Pancasila digali dari khazanah nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang telah mengakar sebagai jati diri bangsa sejak lama. Dan hingga kini nilai-nilai Pancasila terbukti relevan dalam menghadapi setiap tantangan zaman dan perubahan lingkungan strategis. Generasi penerus tidak boleh meninggalkan nilai-nilai Pancasila karena pengaruh budaya global," tuturnya.
Salah satu nilai yang dapat dijadikan spirit adalah nilai keadilan, katanya.
"Bagaimana nilai keadilan sosial bisa diterapkan bagi seluruh rakyat Indonesia, misalnya, dalam hal penyaluran bantuan sosial untuk masyarakat terdampak COVID-19 maupun pemberian sanksi atas pelanggaran prokes? Apakah setiap anak bangsa sudah mendapatkan akses yang sama dan setara? apakah pelanggar prokes diberikan hukuman yang sama tanpa memandang latar belakangnya? Jangan kita mengaku Pancasilais sejati sementara korupsi, kesewenangan dan pelanggaran hak orang lain masih banyak terjadi," ungkapnya.
Selain itu, kata Netty, untuk menang melawan pandemi COVID-19 dibutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya kuat tapi juga mampu memimpin dengan hikmat.
"Untuk keluar dari krisis kesehatan yang mengancam stabilitas nasional ini kita membutuhkan sosok pemimpin yang arif dan bijaksana dalam membuat kebijakan. Bukan pemimpin yang hanya menuntut masyarakat untuk melakukan ini dan itu, tapi lupa untuk evaluasi diri. Penanganan COVID-19 membutuhkan kepemimpinan yang konsisten dan padu dalam setiap kebijakan dan layak menjadi role model yang diteladani oleh rakyat," tandasnya.