JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin siap menghadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk membahas soal materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Hal itu disampaikan Ngabalin saat disinggung soal materi PMP yang saat ini sudah tidak ada dalam kurikulum bagi pelajar Indonesia di acara diskusi virtual bertajuk "Keberagaman dan Toleransi Di Indonesia Adalah Takdir?" yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat (PP) Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI), Senin (19/7/2021) kemarin.
Ngabalin mengakui bahwa dahulu ada PMP dan juga Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Dia pun sempat mempertanyakan masalah ini saat masih menjadi anggota DPR.
Kala itu, dia menekankan bahwa tidak semua peninggalan Presiden Soeharto jelek. Pada zaman itu, ada Pendidikan Moral Pancasila dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.
“Apakah karena reformasi kemudian semua tidak dipakai?" ujar Ali Ngabalin kepada wartawan, Selasa (20/7/2021).
Ali meminta PP PGPI untuk membuat surat beirisi permintaan agar PMP kembali diaktifkan kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim maupun kepada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Usulkan ini kepada Mas Menteri, saya bisa lakukan untuk itu bersama-sama dengan PGPI, tidak usah ragu. Kenapa? Karena memang Pendidikan Moral Pancasila ini penting dalam kehidupan kita," kata Ali Ngabalin.
"Kalau tidak, saya juga bisa atur secepatnya supaya kita bisa bicara secepatnya dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Nanti PP PGPI nanti saya atur jadwal untuk bisa ketemu dengan BPIP. Ini usulan. Kalau nanti disetujui, saya biarlah menjadi perwakilan PGPI di dalam Istana," sambung Ali.