JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan adanya sumlah aduan soal sekolah yang tetap menggelarpembelajaran tatap muka di masa penerapan PPKM Level 3 dan 4. Modusnya, para siswa dibiarkan tidak berseragam untuk mengikuti sekolah tatap muka.
Temuan ini merupakan aduan yang diterima oleh Kelompok relawan pemerhati pandemi virus Corona, LaporCovid-19. LaporCovid-19 mengungkap sebanyak 29 sekolah menggelar pembelajaran tatap muka selama Juli di tengah penerapan PPKM level 3 dan 4.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Demokrat Bramantyo Suwondo mengakui, jika memang kegiatan belajar mengajar tidak bisa sepenuhnya diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ.
"Studi yang dilakukan world bank juga menyatakan bahwa capaian belajar yang didapat dari PJJ hanya 33% dibandingkan kegiatan belajar mengajar tatap muka secara langsung," kata Bram sapaanya, Minggu, (8/8/2021).
"Kita harus memahami juga bahwa tidak bisa selamanya kegiatan belajar mengajar itu dilaksanakan secara PJJ karena yang akan kita rasakan kedepannya adalah krisis kualitas SDM Indonesia," tambah Legislator asal Jawa Tengah (Jateng) ini.
Teropong Juga:adanya-temuan-sejumlah-beras-bansos-tak-layak-konsumsi-dpr-minta-bulog-perhatikan-kualitas
Oleh karena itu, Bram meminta, agar seluruh elemen masyarakat harus berkerja solid dalam menekan angka penularan Covid-19. Selain membantu pemulihan kegiatan masyarakat di berbagai macam sektor.
"Kerjasama yang kuat dalam penekanan Covid-19 ini juga dapat menyelematkan nyawa sesama warga negara," papar Bram.
Bram pun berharap, bilamana nantinya sekolah bisa kembali dibuka protokol kesehatan selalu dilaksanakan dengan ketat. Bram pun menekankan, agar program vaksinasi untuk tenaga pendidik dan peserta didik dapat dimaksimalkan.
"Saat ini sebagaimana yang kita lihat, angka vaksinasi masih belum merata dan masih tertinggal dari target untuk herd immunity yaitu sekitar 80 persen total masyarakat sudah mendapatkan vaksin sebanyak 2 dosis untuk sinovac," tandas Bram.