Berita
Oleh Aswan pada hari Minggu, 05 Sep 2021 - 19:56:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Kasus KM Bali Permai Bersama 18 ABK Lost Contac Masih Belum Ditemukan, Natalius Pigai: Kami Minta Penjelasan!

tscom_news_photo_1630846569.jpg
Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengungkapkan bahwa, kejadian KM Bali Permai yang mengalami lost contact dari sistem monitor (VMS) tanggal 30 Juli 2021 di lokasi operasi penangkapan Ikan Samudera Hindia dengan Radial 210 dan jarak 1.471 Nm dari Kansar Denpasar. KM Bali Permai Bersama 18 ABK tersebut sampai saat ini masih belum ditemukan.

Namun demikian baik pihak Perusahan, Basarnas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perikanan dan Kelautan belum sampaikan peristiwa besar tersebut kepada rakyat Indonesia. Bahkan pihak keluarga korban juga belum pernah dihubungi, sampai surat dari pihak Perusahan baru tiba tanggal 4 September 2021.

"Ada 2 kemungkinan yang terjadi pada kapal: 1). Kapal Tenggelam. 2). Kapal Terombang-ambing di Samudera Hindia. Apabila kemungkinan ke 2 maka dapat diduga ABK masih bisa hidup karena persediaan makanan yang dibawah untuk kebutuhan 3 bulan terhitung sejak 12 Juli 2021 sampai 12 Nopember 2021. Jika upaya pencarian dilakukan secara masif dan diumumkan ke publik maka berpotensi bisa diselamatkan," kata Natalius Pigai dalam keterangannya, Minggu(5/9).

Baca Juga: Eks Komisioner Komnas HAM: Harusnya Giri Suprapdiono Apresiasi Firli yang Obrak-abrik Kemensos

Pemerintah dan pihak perusahan, lanjut Pembela Kemanusiaan ini, terkesan menyembunyikan dan mendiamkan peristiwa ini. Berbeda dengan peristiwa serupa selama ini, dimana Basarnas dan Pemerintah mengumumkan ke publik dan mobilisasi secara masal bagi upaya pencarian.

"Pihak keluarga korban belum pernah dihubungi. Surat dari pihak Perusahan baru tiba tanggal 4 September 2021 satu bulan setelah Kapal dinyatakan lost contact. Sebagai pembela kemanusiaan, Kami minta penjelasan terbuka ke rakyat Indonesia, mengapa Pemerintah dan Perusahan terkesan menyembunyikan peristiwa besar yang menimba 18 Warga Negara Indoneia dan Kapalnya," jelas Natalius Pigai.

Baca Juga: Semakin Jelas Kasusnya, Petrus Desak KPK Naikin Status Azis Syamsuddin Jadi Tersangka

Untuk itu, Natalius Pigai sebagai penerima laporan dari pihak keluarga korban, meminta penjelasan secara terbuka antara lain:

1. Mengapa Peristiwa Besar tersebut tidak diumumkan oleh Pemerintah agar mendapat perhatian publik.

2. Mengapa Rakyat Indonesia tidak pernah mengentahui mobilisasi sumber daya penyelematan atau pencarian?

3. Mengapa satu media cetak, elektronik atau bahkan running text di televisi saja tidak pernah ada?

4. Mengapa kepada keluarga korban baru disampaikan pada tanggal 4 September 2021 yakni 1 bulan setelah Kapal tersebut dinyatakan lost contact

5. Mengapa Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menkomarves tidak melakukan upaya koordinasi padahal Deputi Bidang koordinasi Kelautan dan Maritim sudah mengetahui peristiwa tersebut?

6. Apa yang terjadi antara pihak perusahan dan Basarnas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan?

tag: #natalius-pigai  #abk  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement