Bisnis
Oleh Wiranto pada hari Selasa, 07 Des 2021 - 09:53:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Pembangunan Bandara Baru Hingga Rp14 Triliun, Sayang Masih Sepi

tscom_news_photo_1638845631.jpg
Suasana bandara Kertajati (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Joko Widodo banyak membangun bandara baru. Sayangnya akibat pandemi, aspek bisnis tidak jalan. Akibatnya banyak yang merugi.

Contonya, bandara di Kulonprogo,

Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA. Bandara ini mulai dibangun pada 2018 dan diresmikan langsung oleh Jokowi pada 28 Agustus 2020. Ada lagi bandara Purbalingga, Jawa Tengah juga masih sepi. Satu lagi bandara

Kertajati, Majalengka, Jawa Barat juga sudah tidak diterbangi pesawat komersial.

Traffic penumpang Bandara Baru Yogyakarta (YIA) sepanjang Januari-November 2021 (11 bulan) tercatat hanya 1,2 juta penumpang. Untuk ukuran bandara baru dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun, traffic penumpang yang tercatat hingga November tersebut memang masih sangat jauh dari kapasitas.

Bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo ini disebut-sebut sebagai penyebab membengkaknya utang PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I yang kini mencapai Rp 35 triliun. Beban utang AP I meningkat karena sejumlah bandara baru yang dikelolanya sepi penumpang.

"Memang beban mereka berat sekali, karena banyak bandara baru. Seperti bandara baru Yogyakarta itu di Kulon Progo, itu (biaya pembangunannya) sampai Rp 12 triliun. Dan begitu dibuka langsung kena pandemi," kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat dengan DPR, seperti dikutip dari akun Facebook Komisi VI DPR, Minggu (5/12).

Di Bandara Purbalingga, pada Oktober hingga November lalu, sempat tak ada penerbangan yang singgah. Dari pengecekan di travel online, tak ada penjualan tiket penerbangan dari atau ke bandara tersebut.

Informasi terbaru, pada 25 November 2021 Citilink baru membuka kembali rute penerbangan Jakarta-Purbalingga dan Surabaya-Purbalingga dengan jadwal 2 kali dalam seminggu.

Sedangkan Bandara Kertajati sejak awal pandemi pada Maret 2020, sudah tak ada penerbangan komersial.

Awal 2021 ini, bandara tersebut mulai melayani penerbangan kargo.

Menurut Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Salahudin Rafi, potensi penumpang di Bandara Kertajati sebenarnya cukup besar.

Hanya saja, akses khususnya dari Kota Bandung masih belum terjangkau. Ia merasa permasalahan itu bisa selesai kalau Tol Cisumdawu sudah beroperasi.

Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun dalam beberapa tahap. Pada tahap awal, investasi yang disiapkan Rp 500 miliar untuk membangun terminal penumpang dan runway.

Sedangkan Bandara Kertajati menelan biaya hingga Rp 2,6 triliun. Meskipun telah dibangun dengan dana triliunan, namun tingkat okupansi penerbangannya di bawah 30 persen.

Adapun pembangunan Bandara YIA menelan biaya hampir Rp 12 triliun, tepatnya Rp 11,3 triliun dengan rincian Rp 4,2 triliun untuk pembebasan lahan dan pembangunan fisik sekitar Rp 7,1 triliun.

Jika ditotal, biaya yang dihabiskan untuk pembangunan ketiga bandara ini mencapai sekitar Rp 14,4 triliun.

tag: #bandara-kertajati  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement