JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Peran dan strategi kelembagaan Mahasiswa dalam merespon isu lokal maupun nasional sekaligus refleksi tentang orientasi pergerakan mahasiswa yang akhir-akhir ini mulai menurun drastis.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Haluoleo (FISIP-UHO) Sulawesi Tenggara, Rasmin Jaya dalam kegiatan diskusi dan dialog pergerakan yang bertemakan tentang : Mendobrak Pergerakan Dan Kepeloporan Mahasiswa di Abad 21, Kendari, Rabu (8/12/2021).
"Suatu kondisi di mana kritik dan perlawanan elemen mahasiswa dan rakyat sangat sepi atau bahkan tidak ada dalam riak-riak suara senandung perjuangan sebab pukulan penguasa dalam hal ini terbilang kuat, apa lagi di tengah badai Covid 19 yang membatasi aktivitas masyarakat," kata Rasmin.
Menurutnya, mahasiswa saat ini sedang dilanda oleh kepentigan kelompok pragmatisme yang transaksional dan berbagai ragam penghianatan yang hanya sampai pada kepentingan saja.
"Kurangnya keseragaman metode berpikir mahasiswa selalu melahirkan sektarian gerakan sehingga masing -masing mengambil tafsiran dan sikap sendiri, yang bersimpang siur dan saling berbenturan sesama kawan dan lupa pada tujuan bersama yang tidak mengganggap bahwa rakyat itu bukan orientasi utama," jelasnya.
"Oleh karena itu dengan kita mengharapkan suatu metode dankombinasi perjuangan dengan adanya kesatuan tafsir revOlusi dan tujuan bersama sama seperti yang di cita citakan, karena nafas yang mengantarkan kita adalah keyakinan, kesatuan tafsir perjuangan adalah berarti kesatuan landasan, tujuan dan langkah bersama," harapnya.
Sementara itu, Pengurus DPD GMNI Sulawesi Tenggara Bidang Koperasi dan UKM, Adi Maliano mengatakan, kondisi gerakan mahasiswa di Sulawesi Tenggara harus berupaya menetralisir hal-hal yang menyimpang dari tujuan utama Rakyat.
"Salah satu dari beberapa hal yang di tawarkan adalah pimpinan kelembagaan mahasiswa itu harus matang secara Ekonomi dan harus mampu mempertahankan idealisme keyakinannya, dalam penguraiannya tidak sedikit beberapa kelompok mahasiswa dan oknum yang selalu menggadaikan gerakan atas nama rakyat sehingga kepercayaan dan simpati masyarakat sangat menurun drastis dalam merespon isu lokal maupun nasional," katanya.
Maka dari itu, ia meminta kepada mahasiswa harus kreatif, komunikatif, dan berkolaborasi dengan memanfaatkan media dan teknologi untuk mendorong instrumen pergerakan dan Perjuangan.
Tak hanya itu, Idul Cahya Saralimpu dari Kolektif Pucuk Gulma juga membeberkan berbagai persoalan yang timbul dalam orientasi dan pergerakan mahasiswa yang cukup akut, yang banyak menyita simpati dan perhatian.
"Masalahnya adalah beberapa kelompok mahasiswa membangun kelas-kelas sosial baru baik sesama mahasiswa maupun di tengah masyarakat bahkan menjauhkan diri dari persoalan yang itu timbul di tengah keresahan rakyat," bebernya.
Kemudian ia jua menyinggung soal nasionalisme terhadap kecintaan kepada tanah air yang bermakna sangat Filosofis dengan latar belakang geografis yang sama dan nasionalisme juga bisa di artikan sebagai sikap patuh terhadap negara.
"Sampai sekarang belum ada tafsir yang sama terhadap nasionalisme yang sesungguhnya itu seperti apa karena negara dan pemerintah belum menetapkan sikap baku," tegasnya.
Gerakan skala besar mahasiswa yang ada di Sulawesi Tenggara khususnya di Universitas Haluoleo, Kelompok dan instrumen gerakan, menurut Idul, semakin menjauhkan diri dari lingkaran di tambah lagi dengan sikap reaksioner yang berbeda- beda dalam tubuh mahasiswa itu sendiri.
"Tetapi sejatinya bahwa perjuangan terhadap pergerakan nasional berimplikasi terhadap perjuangan diri sendiri bahwa perjuangan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan sangat penting di banding dengan Ongkos yang menggadaikan gerakan," lanjutnya.
"Tentunya konsolidasi gerakan dan mobilisasi massa rakyat harus menggunakan metode aksi dan pola yang matang karena kita melawan berbagai parodi kekuasaan elit dan bukan hanya kesadaran yang di butuhkan tetapi juga kualitas gerakan strategi dan taktik yang di bangun," tutupnya.