Berita
Oleh Bachtiar pada hari Selasa, 21 Des 2021 - 21:13:45 WIB
Bagikan Berita ini :

Gawat, Uchok Sky: Ada Potensi PBNU Terbelah Dua

tscom_news_photo_1640096025.jpg
Uchok Sky Khadafi Direktur Eksekutif CBA (Sumber foto : Net)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pengamat Politik Anggaran, Uchok Sky Khadafi memprediksi, Yahya C Staquf atau Gus Yahya bakal memenangkan pertarungan kursi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Uchok berkeyakinan Gus Yahya bakal memenangkan kontestasi tersebut karena yang bersangkutan mampu mengkonsolidasikan kekuatan akar rumput dan kekuatan politik yang cukup relevan.

"Potensi kemenangan Gus Yahya alias Yahya Staquf untuk merebut ketua Umum PBNU di muktamar NU Lampung sangat besar sekali. Salah satu faktor kemenangan Gus Yahya adalah dukungan wakil ketua DPR, Muhaimin Iskandar atau cak Imin kepada Gus Yahya," kata Aktivis paling berpengaruh itu kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).

Apalagi, sambung Uchok, jika melihat metode pemilihan Ketum PBNU dengan cara menggiring suara cabang-cabang NU ke arah aklamasi, atau voting,

"Itu artinya satu suara satu cabang, tetap saja yang akan menang adalah Gus Yahya," ujarnya.

Namun demikian, Uchok tak memungkiri, kemenangan Gus Yahya sebagai ketua umum PBNU, tidak akan diterima atau ditolak oleh kubu Said Aqil Siradj.

"Mungkin saja dengan alasan adanya kecurangan dalam pemilihan, dan adanya intervensi pemerintah melalui kementerian Agama kepada cabang-cabang NU agar tidak memilih kembali KH Said Aqil Siradj sebagai ketua umum PBNU," kata Uchok.

Menurutnya, dengan adanya penolakan terhadap Gus Yahya sebagai Ketua umum PBNU oleh kubu Said Aqil Siradj, maka muktamar NU akan melahirkan dua atau tiga PBNU.

"PBNU pertama versi Gus Yahya, PBNU kedua, versi kubu KH Said Aqil Siradj, dan PBNU ketiga, versi Indonesia Timur," kata Uchok.

Untuk menghindari PBNU terbelah menjadi tiga (pasca muktamar NU Lampung), Uchok menyarankan, persoalan pemilihan ketua Umum jangan diserahkan kepada PCNU dan PWNU secara langsung atau voting.

"Lebih baik, dan lebih maslahah memilih metode pemilihan dengan cara AHWA atau PCNU dan PWNU memilih para kyai sepuh untuk menjadi anggota ahlul halli wal aqdi (AHWA)," saran dia.

"Dan para kyai sepuh inilah yang akan memilih ketua umum PBNU. Dan hal ini bisa menghindari Politik uang, pengaruh politisi busuk, dan mengindari PBNU terbelah berkeping keping menjadi 3 PBNU," sambungnya.

Kemudian, kata dia lagi, yang harus diingat yaitu soal komposisi anggota AHWA tidak boleh memasukkan Kyai Ma"ruf Amin sebagai apapun dalam AHWA.

"Kalau kyai Ma"ruf Amin ikut sebagai AHWA, ini sama saja, pemerintah ikut campur dalam urusan internal NU," tandasnya.

Dan terakhir, saran Uchok lagi, para kyai sepuh akan rapat, dan memilih ketua umum PBNU dengan kriteria calon sebagai berikut:

"Pertama tokoh nasional, kedua, punya jaringan luas baik secara nasional dan internasional, dan ketiga dihormati dan disegani oleh para kyai dan tokoh tokoh NU. Bila mengacu kepada kriteria AHWA seperti di atas, maka tokoh yang sedang muncul saat ini, salah satunya adalah kyai As"ad Said Ali. Dimana kemunculan kyai As"ad Said Ali bisa menyatukan kembali NU, yang saat ini sedang menuju perpecahan, bukan perpecahaan karena perbedaan wacana, api perpecahaan konflik fisik yang sangat membahayakan pemerintahan Jokowi," tutup pria penyuka kue Khongguan ini.

tag: #pbnu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement