JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Hanya beberapa hari saat Koalisi Indonesia Baru (KIB) mengklaim semakin solid karena bergabungnya PAN dalam pemerintahan dengan hadiah Zulkifli Hasan menjadi Menteri Perdagangan, muncul fenomena Surya Paloh Efek (SPE). Pelan dan makin terasa pengaruhnya, SPE menjadikan langit politik makin merona.
Jika KIB memulai menyiapkan wadah, rumah atau kendaraan untuk perhelatan Pilpres 2024, maka SPE menggebrak dengan memunculkan jagoan. Meski "hanya" mengantongi modal 10,2 persen, SPE melalui Nasdem pede menyebut nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa sebagai calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Pada Rakernas yang berlangsung gegap gempita dan meriah di JCC, Hotel Sultan serta Nasdem Tower, sebenarnya muncul nama lain yang cukup menguat yaitu Erick Thohir. Hanya saja, SPE membuat nama Menteri BUMN ini gagal masuk dalam tiga jagoan Nasdem yang akan diusung dalam Pilpres 2024.
Pasca Rakernas Nasdem, SPE makin menyedot perhatian. Setidaknya pengurus teras PKS tersedot hingga merapat mengunjungi Surya Paloh di Nasdem Tower yang mewah dan mengkilap. Selang beberapa hari, AHY dan elit Partai Demokrat kembali mengunjungi Surya Paloh di tempat yang sama.
Memang belum ada "transaksi koalisi". Namun, SPE telah membuat PKS dan Partai Demokrat mulai tertarik dengan "produk jagoan" dalam etalase hasil Rakernas Nasdem. Diluar itu, SPE memicu beragam manuver yang membuka kemungkinan berubahnya koalisi yang belakangan ini sering dipertontonkan.
PKB yang semula bermesraan dengan PKS dan Partai Demokrat merajut koalisi "semut merah", tiba-tiba merapat dengan Partai Gerindra. Berbekal 13,04 persen dan 10,08%, koalisi baru ini percaya diri menjagokan pasangan Prabowo-Muhaimin Iskandar dalam Pilpres. Meski masih menyisakan ketidakjelasan siapa yang jadi Capres atau Cawapres dari kedua tokoh tersebut.
Pada sisi lain, SPE masih leluasa mewarnai permainan. Apalagi santer terdengar Golkar tak ingin ketinggalan kereta seperti Pilpres 2019. Jika Nasdem manuver merapat dengan KIB kompromi mengusung Anies Baswedan-Airlangga Hartarto, maka PKS dan Partai Demokrat terancam tertinggal di stasiun entah dimana namun bisa memunculkan tiga pasang Capres-Cawapres.
Selain Anies Baswedan-Airlangga Hartarto besutan Nasdem dan KIB, ada dua pasangan lain. PDIP bisa sendirian mengusung Puan Maharani-Budi Gunawan. Kemudian Prabowo-Muhaimin Iskandar diusung Partai Gerindra dan PKB. PKS dan Partai Demokrat yang sulit merapat ke PDIP besar kemungkinan akan bergabung koalisi Nasdem-KIB atau Partai Gerindra-PKB.
Apakah Ganjar Pranowo tertunduk di stasiun ketinggalan kereta koalisi? Lagi-lagi SPE yang akan memainkan kartu. Melalui kepiawaian dan jam terbang sebagai King Maker atau Suhu "pencak silat politik" di tanah air, SPE sangat mungkin memasangkan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo dalam koalisi Nasdem-KIB plus Partai Demokrat-PKS.
Namun SPE juga berpotensi memunculkan dua pasangan Capres-Cawapres pada Pilpres 2024 nanti. Itu terjadi jika SPE solid membangun koalisi Nasdem-KIB-PKS-Partai Demokrat. Sedangkan Partai Gerindra-PKB bergabung dengan PDIP dengan mengusung pasangan Prabowo Subianto-Budi Gunawan.
Simulasi yang menarik bukan? Anda bisa menebak permainan yang akan terjadi.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #partai-nasdem