JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Keandalan online food delivery (OFD) atau layanan pesan-antar makanan online dalam mengakselerasi pertumbuhan bisnis UMKM kuliner tidak perlu
diragukan. Berjualan melalui platform digital OFD terbukti mempercepat pertumbuhan penjualan
UMKM hingga 1,9 kali lipat dibandingkan hanya berjualan secara offline.
Platform OFD dapat menjangkau lebih banyak pelanggan serta mendukung kegiatan bisnis yang lebih efisien sehingga menjadi kunci pertumbuhan bisnis berkelanjutan UMKM kuliner.
Hal tersebut terungkap dalam hasil penelitian ‘Digitalisasi UMKM: Dampak Platform Digital
terhadap UMKM Kuliner’ yang dilakukan oleh Alvara Research Center. Penelitian ini menyoroti
secara mendalam tentang peran layanan OFD sebagai katalis digitalisasi UMKM dan
dampaknya terhadap bisnis mereka.
CEO dan Founder Alvara Research, Hasanuddin Ali, menjelaskan, UMKM kuliner termasuk
salah satu sektor terbesar yang ada di Indonesia, dengan kontribusi sekitar 41 persen dari total
PDB sektor ekonomi kreatif. Namun, persaingan di sektor kuliner saat ini cukup ketat sebagai
dampak dari barrier to entry yang rendah.
"Oleh karena itu, pengusaha UMKM kuliner butuh
berbagai upaya untuk mengembangkan usahanya seperti melalui operasional bisnis yang lebih
efisien serta jangkauan ke pelanggan yang lebih luas. Berjualan online melalui kemitraan
dengan platform OFD menjadi solusi yang tepat," kata Hasan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/11/2022).
Dalam penelitian tersebut, Alvara menemukan berbagai fakta menarik mengenai dampak
digitalisasi pada UMKM kuliner. Secara rata-rata, platform OFD menyumbang lebih dari
setengah (56,8%) omzet UMKM yang bermitra dengan platform.
Hasan memaparkan, guna membuktikan manfaat platform OFD lebih jauh, Alvara juga
melakukan perbandingan melalui wawancara mendalam kepada 11 pengusaha UMKM kuliner,
diantaranya Mie Ayam Yamin Pink Tebet dan Siomay Abu Tebet Timur yang awalnya berjualan
secara offline kemudian berjualan secara online.
"Hasilnya, platform OFD membantu usaha
mereka tumbuh lebih cepat dibandingkan hanya berjualan secara offline. Dulu kami hanya jualan di sini (secara offline) saja, barulah gabung online dan alhamdulilah omzet jadi lebih banyak,” tutur Nur, pemilik Mie Ayam Pink.
Lebih jauh, ternyata pada saat para UMKM kuliner mengembangkan bisnis di OFD, mereka
memahami perlu adanya biaya komisi untuk mendukung usaha mereka sekaligus
mengembangkan bisnis platform digital OFD.
“Salah satu temuan menarik kami lainnya adalah mayoritas UMKM kuliner yang menjadi mitra
usaha OFD tidak keberatan dengan skema kemitraan dan pengenaan komisi atau yang disebut
biaya layanan. Menurut para pelaku UMKM kuliner, skema kemitraan dengan platform
membawa banyak manfaat bagi bisnisnya dan pengenaan komisi sepadan dengan
manfaat-manfaat yang mereka terima,” ungkap Hasan.
Penelitian menemukan bahwa mayoritas UMKM kuliner mitra platform OFD menilai biaya komisi
dari platform OFD baik (95%) dan sudah sesuai (94,2%). Menurut Hasan, berdasarkan
penelitiannya, skema kemitraan antara UMKM kuliner dengan platform OFD tidak menggerus
keuntungan mitra UMKM meski ada potongan per transaksi yang harus dibayarkan ke platform
selaku penyedia layanan. Para UMKM kuliner tetap mengalami keuntungan secara finansial
(97,7%) dan omzetnya tetap naik (93,3%).
Hasan memaparkan, berbeda dari narasi yang sebelumnya beredar di masyarakat, UMKM
kuliner yang kami survei menyatakan ada tiga keuntungan utama yang mereka dapatkan dari
biaya komisi yang mereka bayar, yaitu program promosi, subsidi ongkir, serta manfaat dari
pengembangan platform. Ketiganya dianggap memberikan dampak yang signifikan dalam
peningkatan omzet penjualan UMKM kuliner," ucapnya.
Lebih lanjut, Hasan menyampaikan penelitian juga menelaah mengenai platform OFD yang
dianggap memberikan paling banyak keuntungan bagi mitra UMKM kuliner. Hasilnya, GoFood
dari Gojek menduduki posisi pertama, diikuti oleh GrabFood dari Grab dan Shopee Food dari
Shopee.
Menurut para mitra UMKM kuliner yang disurvei, GoFood tetap lebih unggul dibanding
platform lainnya, antara lain pada aspek ‘pengembangan platform yang semakin baik’,
‘membuat bisnis mereka paling efisien’, ‘menawarkan program pelatihan kewirausahaan’,
‘memiliki biaya layanan (komisi) paling adil’, serta ‘platform yang paling sering digunakan untuk
membuat promo mandiri’. Selain itu, GoFood dan GrabFood bersaing ketat pada aspek
‘layanan bantuan mitra’.
“Hampir seluruh mitra UMKM kuliner (96,5%) yang disurvei menyatakan akan terus melanjutkan
kemitraan dengan platform OFD, karena mereka mengatakan sudah merasakan langsung
manfaat dari kemitraan bersama platform OFD. Bahkan, 1 dari 3 mitra UMKM kuliner akan
secara aktif merekomendasikannya kepada sesama pelaku UMKM kuliner lainnya,” tutup
Hasan.
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan riset kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan
di Agustus hingga Oktober 2022, melalui wawancara tatap muka terhadap 1.948 responden
UMKM kuliner yang bermitra dengan platform OFD seperti GoFood, GrabFood dan Shopee
Food di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan.