JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI ormas pendiri Partai Golkar, Ir. Ali Wongso menginginkan Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar untuk mendampingi dan mengayomi kepemimpinan Bahlil Lahadalia sebagai calon yang akan terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode lima tahun kedepan melalui putusan Munas XI Partai Golkar yang akan berlangsung pada 20 -21 Agustus 2024 mendatang di JCC Jakarta.
"Dengan duet Pak Jokowi - Bahlil itu SOKSI yakin akan membuat Partai Golkar makin kuat dan efektif kedepan sebagai kekuatan sosial politik untuk keberlanjutan pembangunan nasional yang berakar kuat dihati rakyat sesuai doktrin karya kekaryaan dan platform politik Partai Golkar," katanya.
Keinginan politisi senior Partai Golkar itu disampaikan kepada wartawan pada Selasa siang ( 20/08/2024) seusai acara Rapimnas Partai Golkar di JCC Jakarta.
Lebih lanjut kader binaan langsung Pak Suhardiman Pendiri SOKSI dan Golkar itu menambahkan, bagi SOKSI tak ada masalah apapun apabila Jokowi berada dimanapun dalam jajaran kepengurusan Partai Golkar.
"Bukan saja karena posisi beliau kami anggap sudah tidak lagi berada di dalam PDI Perjuangan, tetapi sejak tahun 2014 SOKSI telah menganggap dan meyakini Pak Jokowi adalah SOKSI secara ideologis sesuai fakta historis. Itu berarti beliau adalah Golkar secara ideologis," katanya.
Faktanya pada 17 Mei 2014 lampau Pendiri SOKSI dan Partai Golkar, Pak Suhardiman di kediamannya Cipete Jakarta menyampaikan langsung kepada dirinya didampingi dua kader senior SOKSI lainnya tentang analisa dan forecasting politik nasional menjelang Pilpres 2014 serta sikap politik Pendiri SOKSI yang mendukung total "Satrio Piningit yaitu Pak Jokowi sendiri yang menurut Pak Suhardiman sudah dipersiapkan oleh alam semesta untuk menjadi Presiden melanjutkan kepemimpinan bangsa Indonesia dengan visi missi transformasi budaya dan reformasi jilid 2 , sama dan sebangun dengan visi missi SOKSI dalam menyongsong Indonesia Raya III atau Indonesia Emas 2045 yaitu satu abad Indonesia Merdeka."
"Pak Suhardiman menegaskan demi mewujudkan visi missi SOKSI itu kedepan, maka SOKSI harus mendukung sang Satrio Piningit dengan berjuang keras all out memenangkan Pak Jokowi dalam Pilpres pada Juli 2014," jelas mantan Ketua Partai Golkar tiga periode itu.
Untuk itu Pendiri SOKSI ketika itu menginstruksikan dan tugaskan saya dilengkapi Surat Tugas tertulis Pendiri SOKSI kepada Ali Wongso Sinaga selaku Wakil Ketua Umum SOKSI hasil Munas IX SOKSI 2010 dimasa itu untuk memimpin dan menggerakkan SOKSI di seluruh daerah berikut jaringan Keluarga Besar SOKSI seluruh Indonesia untuk memenangkan Pak Jokowi menjadi Presiden.
Berdasarkan fakta historis itu maka sejak itulah SOKSI sudah meyakini Pak Jokowi Sang Satrio Piningit adalah SOKSI secara ideologis dimana jiwanya dan visi missinya serta pola pikir karya kekaryaannya adalah sama dengan Pak Suhardiman dan tentu sama dengan SOKSI.
Sesuai doktrin karya kekaryaan SOKSI dan Partai Golkar "Karya Siaga Gatra Praja". "Golkar siap membangun negara, kita dapat memahami Pak Jokowi itu adalah pejuang bangsa dan rakyat atau petugas negara , sehingga beliau kurang pas jika jadi petugas partai atau golongan apapun, karena karakter atau jiwanya "karya siaga gatra praja" atau membangun negara itu," tambah mantan Anggota DPR RI itu.
Karena itu, kata Ali Wongso, SOKSI menginginkan dalam Munas XI Partai Golkar nanti Pak Jokowi selayaknya diminta kesediaannya menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar untuk kelanjutan perjuangan bangsa atau keberlanjutan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dengan visi missi transformasi budaya dan reformasi jilid 2 sesuai visi missi Pak Suhardiman Pendiri SOKSI dan Golkar menyongsong Indonesia Raya III atau Indonesia Maju , Indonesia Sejahtera dan Indonesia Emas 2045 yaitu satu abad Indonesia Merdeka."