MEDAN (TEROPONGSENAYAN) -Pesawat Hercules type C-130 dengan nomor register A1310 yang jatuh di Jl Djamin Ginting, Medan, Selasa (30/6), pukul 11.50 membawa 101 penumpang dan 12 awak.
Pesawat berangkat dari Lanud Soewondo, Medan menuju Tanjung Pinang. Dipastikan, seluruh penumpang dan awak pesawat meninggal karena pesawat jatuh dalam posisi terbalik.
Selain penumpang dan kru, pesawat yang jatuh menimpa kawasan padat penduduk diperkirakan banyak warga yang menjadi korban sehingga lebih dari 113 orang yang meninggal.
Hingga malam ini, proses evakuasi korban pesawat terus dilakukan. Tim evakuasi gabungan menggunakan satu alat berat dan lampu. Sekitar pukul 22.15 WIB, Selasa (30/6/2015), alat berat masih membongkar reruntuhan ruko dan puing pesawat Hercules.
Puluhan ambulans disiagakan pada jarak 100 meter dari lokasi evakuasi.
Ratusan warga masih berkerumun di dekat hotel Beraspati yang berjarak sekitar 200 meter dari titik evakuasi.
Hingga saat ini, 67 jenazah korban telah ditemukan dan langsung dievakuasi ke RSUP Adam Malik Medan yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi kejadian.
Soal adanya penumpang sipil yang ikut dalam penerbangan Hercules yang jatuh di Medan, Sumut, menurut pihak TNI menyebut mereka merupakan anggota keluarga yang ikut terbang.
“Itu keluarga anggota TNI, ada anak dan istrinya dan keluarga lain. Ini kan bulan suci ramadan, ya mungkin mau ziarah,” terang KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna, Selasa (30/06/2015).
Agus menyampaikan, musibah yang terjadi tidak pernah diinginkan. Yang jelas, kata Kasau, pesawat dari Skuadron di Malang ini laik terbang.
"Pesawat ini juga tidak dibisniskan karena tidak boleh. Pesawat terbang dalam rangka kegiatan militer," katanya
Kasau juga menyebutkan Kapten penerbang Sandy merupakan perwira terbaik dan berprestasi. Selain Kapten Penerbang Sandy, ada 11 orang kru lainnya merupakan prajurit TNI AU masing-masing Lettu Pandu Setiawan (co-pilot I), Letda Pnb Dian Sukma (co-pilot II), Kapten Riri Setiawan (navigator).
Selain itu ada delapan teknisi, yakni Serma Bambang, Peltu Ibnu Kohar, Pelda Andik, Peltu Ngateman, Peltu Yahya Komari, Pelda Agus, Prada Alfian, dan Pelda Parijo.(ss)