JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Georgia, pada dasarnya tak terbiasa dengan aktivitas puasa ini. Namun bagi dia puasa tidak sekedar menahan lapar dan haus semata.
Diakui Georgia, melalui puasa, ia dapat memahami betapa susahnya kehidupan orang miskin yang kesehariannya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup akibat kesulitan ekonomi.
“Puasa paling bisa merasakan nasib orang miskin,” ucapnya.
Selain berpuasa, Georgia juga pernah memberikan sedekah pada seseorang. Meskipun saat itu ia tak tahu apakah yang menerima pemberinnya adalah orang miskin atau bukan.
Namun, di saat memberi, Georgia mengaku hanya memiliki satu tujuan, yakni supaya orang tersebut melakukan hal yang sama.
“Pernah memberi sedekah, tujuanku satu, biar dia juga memberi kepada orang lain,” ujar Georgia tersenyum.
Dengan rangkaian pengalaman yang ia dapat selama di Indonesia, Georgia merasa sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan aneka budaya dan juga kuliner khas Indonesia yang notabene tidak dimiliki negara asalnya, Australia.
Perempuan yang selama berada di Indonesia tinggal bersama salah satu guru sekolah Islam Dian Didaktika ini, tak sungkan menyebut beberapa makanan kesukaannya. Diantaranya martabak, nasi goreng, nasi wuduk, bubur ayam, bakpia dan lain-lain.
“Semua itu di Australia tidak ada,” katanya.
Untuk diketahui, sebelumnya, Georgia telah melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia pada saat mengikuti program pertukaran pelajar di Sekolah Islam Dian Didaktika pada bulan Februari, awal tahun 2015 lalu.
Program tersebut merupakan tindak lanjut dari program pertukaran pelajar antar Indonesia-Australia, yang sebelumnya diawali oleh SMA Dian Didaktika dengan program 'homestay'nya di Eltham High School, Australia. (mnx)