Jakarta, 8 Maret 2025-Pemerintahan Prabowo Subianto baru seumur jagung, tetapi berbagai gebrakan sudah dilakukan. Jika dianalogikan dengan tanaman jagung, prosesnya masih dalam tahap awal—baru dipanen, dikeringkan, dan diolah sebelum akhirnya siap dikonsumsi. Artinya, dampak nyata dari kebijakan-kebijakan ini masih perlu waktu untuk benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Salah satu langkah paling mengejutkan adalah pemangkasan anggaran negara secara signifikan. Prabowo disebut-sebut memangkas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga tiga kali lipat, masing-masing sebesar 10 persen. Langkah ini disebut sebagai pukulan telak bagi mafia anggaran, yang selama ini mengandalkan berbagai celah untuk mengamankan kepentingan mereka. Dengan kebocoran anggaran yang diperkirakan mencapai 30 persen, upaya ini menjadi sinyal kuat bahwa efisiensi dan transparansi keuangan negara akan menjadi prioritas utama.
Gebrakan berikutnya adalah pendirian Danantara, lembaga yang bertujuan mereformasi pengelolaan keuangan negara. Prabowo mengusulkan revisi Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan memasukkan norma baru bahwa holding BUMN berada dalam kendali negara, bukan sekadar entitas swasta berbentuk perseroan terbatas. Keberadaan Danantara disebut-sebut sebagai upaya mengambil alih kendali atas aset, kekayaan, dan keuangan negara yang selama ini dikelola oleh kelompok tertentu.
Dampak dari kebijakan ini langsung terasa, terutama bagi kelompok yang selama ini menguasai aset negara dan mengandalkan pencucian uang melalui lembaga negara. Diperkirakan ada setidaknya Rp350 triliun per tahun yang berputar dalam praktik ini, dan kini mekanismenya mulai terganggu. Selain itu, sektor energi juga menjadi sorotan. Penangkapan sosok yang diduga kuat sebagai dalang dalam praktik oplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan manipulasi subsidi menjadi bukti bahwa pemerintah serius dalam memberantas mafia migas.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana kebijakan-kebijakan ini dapat bertahan dalam jangka panjang? Apakah pemangkasan anggaran akan berdampak positif bagi efisiensi, atau justru menimbulkan ketidakstabilan pada sektor tertentu? Bagaimana keberlanjutan Danantara dalam mengelola keuangan negara di tengah tantangan birokrasi dan perlawanan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan?
Kekuasaan memang memberi ruang bagi perubahan, tetapi juga membawa tantangan tersendiri. Pemerintahan Prabowo telah menunjukkan bahwa mereka tidak ragu untuk mengambil langkah berani, namun efektivitasnya baru bisa dinilai setelah implementasi kebijakan ini berjalan lebih jauh. Apakah ini akan menjadi awal dari perubahan besar atau justru menghadapi perlawanan sengit? Jawabannya akan terlihat dalam perjalanan pemerintahan ke depan.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #