Oleh Sahlan Ake pada hari Rabu, 24 Sep 2025 - 13:43:17 WIB
Bagikan Berita ini :

Hari Tani Nasional, Legislator PDIP Minta Pemerintah Seriyus Perhatikan Petani Madura

tscom_news_photo_1758696392.jpg
Anggota DPR RI Farksi PDIP Ansari saat bertemu petani (Sumber foto : Istimewa)

PAMEKASAN (TEROPONGSENAYAN) --Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ansari menilai kesejahteraan para petani di Madura, tidak meningkat disinyalir akibat adanya sistem yang tidak berpihak. Bahkan tidak jarang, para petani justru dirugikan oleh sistem itu sendiri.

Padahal petani merupakan pahlawan pangan nasional dan sangat berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan bangsa Indonesia, sekalipun faktanya kesejahteraan bagi mereka masih sangat jauh dari yang diharapkan.

"Sebagai anak desa dan anak petani yang saat ini diberi amanah menjadi wakil rakyat, kami ingin menyerap informasi lebih banyak tentang beragam persoalan yang dihadapi para petani, baik persoalan yang sedang dihadapi ataupun kendala pada musim tanam selanjutnya," kata Ansari, di Pamekasan, Rabu (24/9/2025).

Bahkan untuk menyerap aspirasi, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur XI Madura, juga berdialog secara langsung bersama para petani di Pamekasan, berkenaan dengan masalah umum hingga solusi alternatif. "Nanti melalui Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, setiap informasi dan keluhan dari petani nanti akan kita bahas untuk disampaikan kepada pemerintah agar segera diselesaikan," ungkapnya.

"Setelah kami berbincang langsung bersama para petani, di antaranya bersama petani tembakau di Pamekasan, persoalan yang seringkali dihadapi akibat adanya kelangkaan pupuk yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Namun secara umum bukan hanya pupuk, tetapi juga beragam persoalan lain yang mereka hadapi, semisal peningkatan kapasitas petani bercocok tanam, persoalan jual beli hasil pertanian hingga sulitnya akses permodalan dan lainnya," imbuhnya.

Karena itu, pihaknya komitmen menyuarakan setiap persoalan yang dihadapi para petani kepada pemerintah sebagai bentuk amanah dan tanggungjawab sebagai wakil rakyat. "Seperti yang disampaikan Bung Karno, bahwa para petani, buruh, dan masyarakat miskin memiliki alat produksi sendiri, namun kesejahteraannya tidak meningkat akibat sistem yang tidak berpihak," jelasnya.

"Dalam rangka menyambut Hari Tani Nasional, kami berharap agar pemerintah memberikan perhatian serius terhadap kesulitan yang dihadapi oleh petani di Madura, sehingga kesejahteraan petani terus meningkat," tegasnya.

Berdasar data yang dihimpun beritajatim.com, potensi luas lahan pertanian di Madura, sekitar 46 persen dari total luas wilayah Madura atau sekitar 209.769 hektare, berpotensi untuk budi daya padi, termasuk potensi lahan untuk tanaman jagung juga sangat besar, mencapai 300 ribu hektare.

Selain itu, Madura juga memiliki potensi besar untuk pengembangan komoditas pertanian tertentu, seperti jagung, padi, tembakau, tebu, garam, rempah-rempah, serta berbagai jenis tanaman pangan lainnya. Kendala yang seringkali menjadi tantangan meliputi kekurangan air, kualitas lahan, alih fungsi tanah, keterbatasan teknologi, dominasi pasar serta deagrarianisasi.

Untuk total luas lahan pertanian di Pamekasan, mencapai sekitar 64.919 hektare atau sekitar 82 persen dari luas wilayah kabupaten. Lahan tersebut terbagi menjadi beberapa jenis dan digunakan untuk berbagai komoditas pertanian, yakni lahan sawah dan lahan kering atau lahan non sawah.

Sementara komoditas unggulan di Pamekasan, di antaranya tembakau yang menjadi komoditas utama dengan luas lahan sekitar 22.917 hektare yang tersebar 13 Kecamatan. Termasuk padi yang tetap menjadi salah satu komoditas penting sekalipun memiliki keterbatasan irigasi, jagung menjadi komoditas pertanian unggulan yang berpotensi berkembang, termasuk garam, buah naga dan porang dan komoditas lainnya.

Kabupeten Sumenep memiliki lahan pertanian mencapai luas sekitar 131.308 hektar lahan dengan dominasi lahan kering yang berpotensi menjadi salah satu sektor penopang ekonomi utama, seperti padi, jagung, kacang hijau, tembakau, garam hingga hortikultura lahan kering.

Termasuk lahan pertanian di kabupaten Sampang yang cukup signifikan dengan sekitar 92 persen total wilayah merupakan lahan pertanian. Bahkan pada 2025, Pemkab Sampang juga berupaya memanfaatkan lahan tidur, yaitu lahan potensial yang tidak digarap, seluas lebih dari 80 hektare untuk ditanami jagung dan padi.

Sedangkan kabupaten Bangkalan, total luas lahan sawah pada 2024 mencapai sekitar 29.540 hektare. Sawah tadah hujan sebagian besar lahan sawah (21.491 hektare) merupakan sawah tadah hujan, yang produksinya sangat bergantung pada curah hujan.

Sawah irigasi seluas 8.049 hektare yang sumber pengairannya berasal dari irigasi teknis maupun pompanisasi, sedangkan lahan tegalan mencapai 62.618 hektare dan digunakan untuk menanam komoditas yang tidak memerlukan banyak air.

tag: #pdip  #dpr  #serikat-petani-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement