
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Lembaga Pengembangan Bahasa dan Profesi (LPBP), Dr. Noerlina Anggraeni mengatakan, memperkuat pendidikan karakter dan nilai moral dengan literasi digital, tak sekadar menguasai teknologi, tetapi juga bisa membentuk karakter positif: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerja sama, dan kemampuan memecahkan masalah.
Di tengah derasnya arus informasi, kata Noerlina, literasi digital membantu generasi muda menilai informasi dengan kritis, menyaring hoaks, dan berpartisipasi positif di ruang digital. Di dunia pendidikan, literasi digital memungkinkan penggunaan ICT, media digital, e-learning, dan konten multimedia untuk memperkaya proses belajar, meningkatkan keterlibatan siswa, dan membentuk kemampuan digital sebagai bagian dari kompetensi abad 21.
Selain itu, lanjut Noerlina, Literasi digital memungkinkan kita memanfaatkan peluang ekonomi digital, inovasi, kolaborasi, serta berkontribusi pada pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi. Dengan literasi digital, kita lebih waspada terhadap risiko seperti hoaks, penyalahgunaan data, cybercrime dan bisa berperilaku secara etis dan bertanggung jawab.
“Karena itu, saya mengajak kita semua, mahasiswa, dan masyarakat luas untuk menjadikan literasi digital dasar sebagai bagian dari kehidupan nyata dan pendidikan. Dengan begitu, kita tidak hanya mengikuti zaman, tapi benar-benar memanfaatkan teknologi untuk kebaikan membentuk generasi yang cerdas, kritis, kreatif, bertanggung jawab, serta beradab digital,” ujar Dr. Noerlina, Kamis (11/12/2025), di Graha Kosgoro 1957 (Kampus IBI KOSGORO 1957)..
Ia mengajak sambut era Society 5.0 dengan literasi digital sebagai pondasi, agar teknologi tidak menjauhkan kita dari nilai manusia, melainkan memperkuatnya.