JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Bagi Harris Mothy, aktivis Petisi 28, bahwa penilaian Presiden Jokowi tidak memiliki kemampuan memimpin negara dan pemerintah sudah final. Tak perlu diperdebatkan, karena buktinya sudah menumpuk di depan mata.
"Para menteri dibiarkan jalan sendiri-sendiri bahkan saling tumpang tindih. Selain itu juga tidak ada satupun kebijakan dan program pemerintah yang mengacu maupun penjabaran Nawacita," papar Harris dalam Rembuk Nasional Aktivis Lintas Generasi, Kamis (9/7/2015) di Jakarta.
Harris sejatinya mengelaborasi pandangannya yang pernah dia kirim dalam grup sosial media kalangan aktivis. Pesan seperti inilah yang mendorong para aktivis mengadakan pertemuan di kantor PGK pimpinan Bursah Zarnubi. Mereka gelisah dengan kinerja Jokowi-JK.
"Jadi kita harus menagih janji Nawacita," ujar Bursa saat memulai acara Rembuk Nasional itu. Bursah yang memandu diskusi mengatakan 8 bulan memimpin pemerintah Presiden Jokowi dinilai tidak paham Nawacita akibatnya visi kenegaraan mandeg.
Meski penjelasan dan sikap Harris sudah tegas, namun semua aktivis yang hadir memberikan pandangan bahwa Presiden Jokowi tak memiliki kapasitas menjadi pucuk pimpinan bangsa ini. Selain minim pengalaman, Jokowi dinilai tak memiliki sense of crisis.
"Jika rupiah terus melemah dan diprediksi bisa mencapai Rp 15 ribu per dollar AS maka implikasinya rakyat akan menjadi kelaparan. Apakah ini akan dibiarkan?," ujar Yamin Tawari. Namun dia heran pemerintah seakan tak mengambil langkah nyata.
Pengakuan senada juga diungkapkan oleh Ketua PMKRI Lidya Nathalia Sartono. Lidya mengatakan prestasi pemerintahan Jokowi memang jauh dari harapan masyarakat. Perekonomian memburuk dan politik diwarnai kegaduhan. Lidya makum jika masyarakat kecewa.
Untuk itulah Ketua Pimpinan Pusat IMM Beny Pramula dan Ketua Umum GPII Karman BM tegas mengajak para aktivis untuk mencabut mandat Presiden Jokowi. "Jokowi tak perlu lagi dibela," ujar Patriot, aktivis Pandu Universitas Indonesia yang hadir dalam acara itu.
Pada forum para aktivis itulah Patriot, Beny Pramula dan Karman mengajak langsung melakukan aksi nyata atas kondisi yang amburadul sekarang ini. Bagi Patriot, aksi memang tidak menjanjikan perubahan namun tanpa aksi tidak ada perubahan. Para aktivispun mengiyakan.(ris)