Berita
Oleh Bara Ilyasa/Achmad Hatim Benarfa pada hari Jumat, 10 Jul 2015 - 22:35:53 WIB
Bagikan Berita ini :
Rembuk Nasional Petisi Keprihatinan

Menantang Aktivis Mencabut Sihir Jokowi

59IMG_20150709_204741_1436541648837.jpg
Rembuk Nasional Aktivis Lintas Generasi di Kantor PGK, Tebet, Jakarta, Kamis (9/7/2015) (Sumber foto : Aris Eko/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Dita Puspitasari mengaku heran dengan kondisi saat ini. Meski ekonomi terpuruk yang ditandai ancaman PHK dan politik diwarnai kegaduhan, namun masih tak banyak mengurangi kepercayaan kepada Presiden Jokowi dan pemerintahannya.

"Sihir apa lagi yang sedang dimainkan sehingga membuat siapapun terlena seakan tak sadar dengan buruknya situasi," ujar Dita yang merupakan lulusan Bilogi ITB ini saat diberi kesempatan menyampaikan pandangannya dalam Rembuk Nasional Aktivis Lintas Generasi, Kamis (9/7/2015).

Padahal, papar Dita, saat ini sebagian besar pabrik garmen omsetnya turun hingga 65 persen. Sehingga tak sedikit pengusaha yang sudah ancang-ancang melakukan PHK karena tidak kuat lagi menanggung beban usaha. Anehnya, pemerintah tetap tak merasa perlu melakukan tindakan penyelamatan.

Sedang Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kaki Lima (APKLI) Ali Maskun mengungkapkan saat ini sedang berlangsung upaya masif dan terstruktur menghabisi ekonomi rakyat kecil. Pedagang kaki lima diusir seperti terjadi di Monas, emplasemen stasiun Kereta Api dan Pasar Tanah Abang.

"Sementara itu saat ini ekspansi toko modern sudah menjangkau pelosok perdesaan tanpa ada keperdulian pemerintah daerah melindungi toko kelontong," ujar Ali Maskun yang juga seorang dokter ini. Ini semua menunjukan bahwa kebijakan ekonomi yang membonsai ekonomi rakyat.

Senada dengan Dita, mantan Wakil Ketua DPD, La Ode Ida yang baru saja dari Jawa Timur juga menemui anjloknya omset sejumlah usaha. Jika ini dibiarkan bisa menjadi krisis ekonomi yang berpotensi bisa membuat bangkrut perusahaan di tanah air. Ujungnya adalah PHK massal.

"Saya mendengar saat bertemu Gus Ipul di Jawa Timur (Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf) bahwa perusahaan Indomie saja omsetnya turun 25 persen," ujar La Ode Ida. Selain itu pabrik sepeda juga tak lagi membuat komponen untuk memproduksi sepeda namun memilih impor.

Pada diskusi yang dipandu Bursah Zarnubi itu hampir semua aktivis mengkhawatirkan merosotnya perekonomian di tanah air. Lagi-lagi mereka menilai aneh dengan sikap pemerintah yang tampak cuek. Inilah yang membuat Dita gemas. "Beranikah forum ini mencabut sihir Jokowi?," tegasnya.(ris)

tag: #rembuk nasional  #bursah  #aktivis  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement