JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Inspirasi Desa Nusantara (IDE-NU) Zainul Munaschin menghimbau seluruh warga Nahdhiyin berpartisipasi menjaga marwah dan wibawa para kiai dan Nahdhatul Ulama (NU).
Para kiai dan ulama NU, katanya, harus dibentengi dan di cegah dari pengaruh liberalisme yang cenderung menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Karena itu, sistem Ahlul Halli Wal Ahdi (AHWA) dalam proses pemilihan pimpinan NU harus didukung.
"Sistem AHWA memiliki tujuan untuk menjaga dan mengembalikan marwah para kiai, diatas para broker politik yang selama ini berkeliaran di NU," ujar Zainul Kepada TeropongSenayan di Jakarta, Sabtu (1/8/2015).
Dijelaskan Zainul, NU merupakan organisasi kemasyarakatan dan keagamaan yang berbasis pesantren dan para ulama. Dalam tradisinya, NU sejak awal selalu menjunjung tinggi musyawarah mufakat dalam setiap mengambil keputusan-keputusan penting.
"Karena itulah sistem AHWA itu dianggap menjadi penting untuk dijadikan sebagai mekanisme pemilihan pimpinan organisasi NU. Masak NU mau pemilihan model pasar bebas," imbuhnya.
Lebih lanjut Zainul mengungkapkan bahwa AHWA awalnya dirumuskan juga demi menguatkan identitas NU dalam proses penataan organisasi. Sistem AHWA itu memiliki nilai ideologis sebagaimana ajaran para ulama pendahulu.
"Saat ini semua partai saja menggunakan sistem musyawarah mufakat seperti misalnya PKB dan juga partai-partai lainnya. Masak NU tidak," tandasnya.(ss)