JOMBANG (TEROPONGSENAYAN) - Muktamar ke-33 Nahdhatul Ulama (NU) telah berlangsung hingga tiga hari sejak dibuka di Jombang pada hari Sabtu, (1/8/2015). Pada pelaksanaannya, sejumlah rapat pembahasan muktamar sempat ditunda akibat perbedaan pandangan terkait tata tertib.
Rois Aam PBNU, KH. Mustafa Bisri memberikan pidato pada pembukaan rapat lanjutan muktamar yang dilaksanakan siang ini, Senin (3/8/2015).
Dalam pidatonya, ia menyayangkan penundaan rapat pembahasan tata tertib akibat ulah beberapa muktamirin yang ngotot sehingga memprovokasi ketegangan di dalam forum muktamar.
"Saya mohon dengan hormat, kalau perlu saya cium kaki anda semua. Saya panggil para kiai sepuh dan saya dengarkan pendapat mereka. Rata-rata mereka prihatin semua," ujar kiai sepuh yang biasa di panggil Gus Mus tersebut di hadapan para muktamirin.
Gus Mus menghimbau, para muktamirin tidak menunjukkan ego masing-masing pada saat pengajuan pendapat mengenai tata tertib muktamar. Ia berharap agar para muktamirin untuk mengikuti akhlak Rasulullah dan para ulama dalam setiap proses mengambil keputusan.
"Di tanah ini NU didirikan. Di tanah ini terbujur mbah Hasyim Asyari, Di tanah ini terbujur Mbah Wahab Hasbullah, Di tanah ini terbujur Mbah Bisyri Syansuri, apakah kita ingin meruntuhkan NU disini juga?," ungkapnya.
Lebih lanjut Gus Mus memohon agar para muktamirin lebih menjunjung kepentingan NU dan masyarakat dalam setiap pengajuan pendapat saat rapat muktamar.
"Saya mohon dengan kerelaan hati anda melepaskan semuanya dan memikirkan Allah, Nu yang dharapkan jadi teladan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia," ucapnya.
Sebelumnya, pada sidang pleno, Minggu (2/8/2015) yang membahas tata tertib pemilihan ketua umum PBNU sempat terjadi kericuhan. Kejadian itu disebabkan adanya perbedaan sikap antara yang setuju dengan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) dan yang menolak AHWA, sehingga sidang pleno pun ditunda hingga hari ini.(yn)